(FF SWITCH GENDER/G/FICLET) LITTLE ANGEL

Main Cast: JinBon

Cast: Taemin

 

Leght: Ficlet

Rating: General

Genre: Family

***********************************************

Dia sudah terlelap saat aku tiba di rumah.

Sedikit menyesalkan meeting yang membuatku terlambat pulang hingga tidak dapat melihat mata kucingnya.

Perutnya naik turun. Dia bernafas. Tak ada beban disetiap hembusannya.

Kehidupannya tenang, membuatku yang melihat wajah polosnya kehilangan ketegangan dipundakku. Seketika lupa dengan penat yang kurasakan sepanjang hari ini.

Aku tak ingin membangunkannya. Tapi pipi halusnya terus menggodaku.

Dengan hati-hati, kusentuhkan punggung jariku membelai pipinya. Dia bergerak. Kujauhkan tanganku.

Tapi dia terus bergerak.

Mataku terus mengawasinya, takut jika dia terbangun dan semua itu karena ulahku. Membuat tidurnya terganggu.

Kepalan tangan kecil itu menggosok kelopak matanya sendiri. Setelah itu dia berhenti bergerak dan kembali tidur dengan posisi yang terlentang.

Otot wajahku mengendur dan aku tersenyum, hanya karena melihat pergerakannya.

Tidak mau mengulangi kesalahan sebelumnya, aku menikmati pemandangan gadis didepanku dengan menahan diri untuk menyentuhnya.

Dia cantik. Rambut ikal yang tidak terlalu lebat senada dengan renda pada bantalnya. Warna merah muda seakan diciptakan Tuhan untuknya. Dengan warna itu bibir merahnya terlihat lebih manis.

Gweboonie.

Aku tidak rela jika ada lelaki yang mendekatimu.

Ahaha. Terlalu cepat kah?

Aku tahu kau bahkan belum mengerti akan hal itu. Yang kau tahu hanya aku bukan? Ahaha. Kau membuatku menjadi ayah yang overprotected.

TRANNGG!!

God! Kakiku menyenggol besi box tidurnya.

Gweboon terhenyak membuka matanya. Mata yang tajam itu langsung tertuju padaku. Lucu karena kami membeku saling memandangi untuk beberapa saat. Kemudian senyumnya mencairkan senyumku juga.

“Aa~nng..”

“Hi Gweboonie, apa appa mengganggumu?”

“Haaeungkh~”

“Kau mau melanjutkan tidurmu?”

“Appbbrtth..”

Dia menendang-nendangkan kakinya dengan semangat. Membuat seluruh tubuhnya bergoyang.

“Ahahahahahha. Kau ingin mengobrol denganku?”

“Aaaikkmmm!”

Mulutnya membuka lebar menyuguhkan senyum untukku. Aku tak mengerti apa yang dia katakana. Tapi dari lengkingan suaranya, aku yakin dia senang dengan keberadaanku. Itu artinya aku tidak mengganggu.

“Bhzuuafttll~”

“Kau mau menceritakan mimpimu padaku?”

“Hhaaurlft”

“Tidak?”

“Akhgheumphh!”

“Oh! Kau memimpikan ibumu?”

“Eunngg~”

Gweboon membuka jari-jari tangannya. Mengangkatnya kearahku seolah ingin menggapaiku. Kutaruh jari kelingkingku pada telapak tangannya untuk dia genggam.

“Dia cantik bukan? Kau sampaikan salamku padanya?”

“Haoou~”

Aku juga merindukannya.

Seketika dadaku sesak dan kesedihan itu menghampiriku lagi. Sampai Gweboon menarik kelingkingku masuk kedalam mulutnya. Dia berhasil mendatangkan senyum pada bibirku. Aku dapat merasakan mulutnya basah dan hangat menghisap kuat kelingkingku.

“Ahahaha. Kau lapar? kasihan sekali putriku kubiarkan kelaparan.”

Kuraih tubuh kecil nan ringan malaikatku.

Mendekapnya dalam pelukan, membelai punggungnya dan menghirup aroma manis tubuhnya.

Kubawa Gweboon menuju ruang keluarga untuk bergabung dengan seorang gadis yang sedang menonton televisi disana. Gadis yang kumintai tolong menjaga putriku selama aku bekerja. Dan membuat kuliah serta kencannya dengan Minho hari ini gagal.

Itu karena ibuku harus terbang ke Busan untuk suatu keperluan.

“Ah! Gwe terbangun?”

Taemin beranjak dari duduknya dan menghampiriku. Membentangkan tangannya seolah ingin mengambil alih Gweboon dari dekapanku. Tapi tidak kuberikan Gweboon pada Taemin.

“Tae, bisa kau buatkan susu untuk Gweboon?”

“Oh. Baiklah.”

Kujatuhkan diriku disofa bersama Gweboon dipangkuanku. Kuambil album foto dibawah meja selagi gadis kecil dipangkuanku masih menghisap kepalan tangan kecilnya.

“Kau mau melihat ibumu lagi?”

Kubuka album foto pernikahanku dihadapan Gweboon.

“Annggkkhh!”

Gweboon memukul-mukul fotoku bersama istriku. Membuatnya basah karena air liur ditangannya.

“Kau lihat? Itu ibumu. Dia punya mata yang sama denganmu bukan?”

Dia juga memiliki nama yang sama denganmu. Gweboon.

“Anngkkh!”

Gweboon antuasias memukul-mukul foto ibunya dengan telapak tangan yang basah. Dan kian basah dengan air mata yang kujatuhkan karena tak dapat lagi menahannya.

“Gwe, coba ucapkan selamat ulang tahun pada ibumu.”

-End-