BSFC – HELLO

Hello poster

Title : Hello

Length : 1 Shoot

Words : 9.000an (?)

Rating : Pg-15, R

Cast : Jinki & Gwiboon.

Genre : AU, Historical Romance, Fluffy, Little bit Comedy i guess~

.

 

“Hello”

.

Hampshire, England

September 8, 1815

“Tuan Muda Jonghyun, teman anda yang baru tiba sedang menunggu diruang duduk” seorang kepala pelayan keluarga Kim atau yang biasa dipanggil Albert masuk kekamar majikannya setelah dengan sopan mengetuk pintu terlebih dahulu.

“Jinki sudah tiba? Baiklah aku akan segera menemuinya. Kali ini aku tidak akan kalah melakukan adu tembak dengannya. Kau tau Albert, Jinki mengalahkanku dalam segala hal, apalagi berkuda yang termasuk salah satu olahraga kegemaranku!” Jonghyun mengeluh sambil mengancingkan vest pada pakaian menembaknya yang terdiri kurang lebih hampir sama dengan pakaian yang digunakan untuk berkuda. Pakaian yang memudahkan pemakainya untuk melakukan aktivitas seperti olahraga, hanya kemeja lengan panjang yang dipadukan dengan vest lalu tidak lupa sepatu boot. Albert tersenyum sambil mengangguk mendengar majikan mudanya yang jika sedang kesal akan mulai berbicara dengan cepat juga panjang.

“Aku yakin Tuan Muda Jinki pasti memiliki kelemahan, Tuanku” komentar Albert sambil membuka pintu kamar Jonghyun untuk sang pemilik kamar yang telah siap berpakaian, dan mengikuti dari belakang mengantarkan Tuan Mudanya untuk menemui temannya diruang duduk.

“Aku juga berpikir seperti itu, tapi apa Albert? Seandainya dia bukan sahabat dekatku aku pasti akan menyuruhmu untuk mencari tau kelemahannya dengan cara memata-matainya” setelah mengatakan ide yang telah terencana dipikirannya sejak dulu, Jonghyun tergelak dan tertawa terbahak-bahak menyadari idenya yang terdengar sangat kekanak-kanakan.

“Apa yang membuatmu tertawa hingga terbahak seperti itu Jonghyun? Kau terlihat seperti laki-laki yang kekurangan akal sehat” ujar Jinki yang sedang menikmati teh dan biskuit yang disajikan untuknya ketika Jonghyun masuk keruang duduk bersama Albert.

“Aku menyuruh Albert memata-mataimu, untuk mengetahui kelemahanmu” jawab Jonghyun santai sambil menyambar sebuah biskuit lalu duduk disofa dihadapan Jinki dan menyilangkan kakinya.

“Kau gila” komentar Jinki santai.

“Makanya. Bukankah itu lucu?”

“Tentu saja!”

Dua sahabat ini tertawa sangat kencang dengan suara khas lelakian mereka hingga membahana keseluruh ruang duduk.

“Apakah sudah kau siapkan peralatan menembakku?” tanya Jonghyun pada sang kepala pelayan yang berdiri didekat pintu masuk ruang duduk, setelah puas tertawa bersama Jinki “Ya Tuanku, aku meletakkannya dimeja dekat pintu masuk”

“Baiklah. Jadi Jinki apa taruhan kali ini jika salah satu diantara kita yang menang?”

“Terserah. Tentukan saja. Karena aku yakin aku tidak akan kalah” Jinki berdiri merapikan keliman-keliman pada kemejanya setelah menyeruput sekali lagi tehnya, yang diikuti dengan Jonghyun. Mereka bergegas untuk melakukan adu tembak diarena tembak yang bertempat beberapa kilometer dari kediaman keluarga Kim.

“Ya ya ya, Lee Jinki yang terlalu percaya diri”

“Dan tak terkalahkan”

“Aku tidak akan mengakui yang satu itu, karena aku yakin kau tidak akan selalu menang, Bung! Lihat saja aku akan mengalahkanmu”

Jinki terkikik geli melihat sahabatnya yang begitu keras kepala teguh untuk mengalahkannya.

“Jonghyun, peralatanmu tidak ada diatas meja” Jinki menunjuk hamparan atas meja kayu yang terukir indah, yang sama sekali tidak ada suatu apapun yang diletakkan diatasnya.

“Tuan Muda aku yakin aku telah meletakkannya diatas meja ini beberapa waktu yang lalu”

Jinki mengernyit menatap Albert, yang Jinki dan Jonghyun yakin tidak akan melalaikan tugasnya sebagai kepala pelayan yang telah mengabdi pada keluarga Kim selama bertahun-tahun.

Jonghyun berpikir sebentar, dan sebuah nama terlintas dikepalanya.

“Gwi— Ya Tuhan!” Jonghyun menepuk keningnya keras. Lalu berbalik dan menatap Albert.

Berbisik kecil agar hanya Albert yang dapat mendengarnya “Adikku, dimana dia?”

Dari tatapan mendesak Jonghyun, Albert tau Jonghyun tidak ingin Albert menjawabnya dengan perkataan. Dan kemahiran seorang kepala pelayan yang telah mengabdikan dirinya pada keluarga Kim ini tidak perlu dipertanyakan. Dengan menggelengkan kepalanya kearah pintu keluar, Albert memberitaukan pada majikannya itu bahwa adik perempuannya tersebut telah pergi.

“Apa yang terjadi Sobat? Apa pencuri telah masuk kekediaman keluarga Kim?” Jinki menyadari keanehan sikap sahabatnya itu melihat hilangnya peralatan menembak miliknya. Tapi Jinki menahan diri untuk bertanya tentang sikap aneh sahabatnya itu.

“Tidak. Aku rasa, salah satu pelayanku mengambil peralatan menembakku untuk dibersihkan karena mengira Albert meletakkannya disini untuk alasan itu. Jinki sepertinya aku akan meminjam peralatanmu untuk adu tembak kita kali ini”

“Well, sepertinya tidak ada pillihan lain”

Alasan kenapa Jonghyun berbohong pada Jinki mengenai hilangnya peralatan menembaknya yang tiba-tiba itu, bukan lain untuk menutupi hobi adik perempuannya, Gwiboon. Gwiboon calon Lady yang berasal dari keluarga Kim, yang beberapa tahun kedepan akan melakukan debutnya sebagai Lady, dan mencari calon suami yang pantas untuk masa depannya nanti. Hal itu tentu saja akan membuat pria-pria baik non-bangsawan maupun bangsawan akan lari ketakutan darinya. Seorang Lady tidak pantas memiliki hobi yang mengerikan seperti itu. Jika tersebar, hal itu akan menjadi gunjingan warga London nantinya. Karena gosip sangat cepat menyebar dikalangan para bangsawan-bangsawan London. Dan jika itu terjadi, dapat merugikan adik perempuannya itu tentu saja.

Bukannya Jonghyun sebegitu tidak mempercayai Jinki, tapi ini hanya bukan waktu yang tepat untuk memberitaukan jika adik perempuannya yang juga mengenal Jinki dengan baik, memiliki hobi menembak. Juga, jika saja Jonghyun tau, sang adik juga mampu mengendarai kuda dan bermain anggar, yang sama sekali bukan tipe olahraga yng disukai kaum wanita-wanita bangsawan di London.

Dan juga, Jika saja Jonghyun tau bahwa dibalik alasan sang adik menyembunyikan mencuri peralatan menembaknya bukan untuk digunakan oleh sang adik untuk berlatih, tapi untuk alasan lain yang merupakan sangat diluar dugaan Jonghyun…

July 19, 1826

Kediaman Viscount of Hummington

London, England

 

“Jjong hari ini kau akan menemaniku berlatih anggar kan? Ah! Atau menembak saja, menurutmu?”

Pagi-pagi sekali Gwiboon mendatangi kamar Jonghyun, yang tentu saja saat ini masih tertidur lelap karena kelelahan menghadiri pesta dansa tadi malam. Sebenarnya bukan karena pesta dansanya tapi karena kebiasaannya yang tidak dapat berhenti minum jika telah menghadiri pesta dansa, Jonghyun bukan pecandu alkohol dia menolak untuk disebut seperti itu, dan akan mengkoreksi dengan mengatakan bahwa dia adalah penikmat minuman, begitu katanya.

“Gwiboon kepalaku sakit, dan aku ingin kembali istirahat. Jadi tidak ada latihan apapun” Jonghyun menarik kembali selimutnya yang semula disingkap Gwiboon. Dan berbalik membelakangi sang adik.

“Jjong kau sudah janji! Bangun!”

“Tapi tidak untuk hari ini, adikku”

“Kau ingin aku memberitau Ayah bahwa kau mabuk berat tadi malam?” ancam Gwiboon sambil berbisik ditelinga Jonghyun.

“Hell no!” mendadak bangun dan memandang bengis sang adik yang terkikik mengetahui kartu truff sang kakak.

“Kim Gwiboon, apa kau juga ingin aku memberitau ibu bahwa anak perempuan kesayangannya yang seorang Lady memiliki hobi menembak, bermain anggar dan berkuda? Aku yakin Ibu akan pingsan dan Ayah akan memberimu hukuman yang kau tau sendiri jenis hukuman apa yang akan Ayah pilih untukmu; pernikahan didepan mata dengan lelaki bangsawan pilihan Ayah. Aku juga yakin dalam satu minggu Ayah dapat mempersiapkan segala persiapan untuk pernikahanmu itu. Dan saat itu tamatlah riwayatmu, adikku yang cantik jelita”

“Kim Jonghyun!” teriak Gwiboon kesal.

“Dengar Kim Gwiboon, hari ini saja biarkan kakakmu yng kelelahan ini istirahat dengan tenang. Aku janji besok aku akan menemanimu berlatih, atau lebih tepat bertanding” Jonghyun merebahkan kembali tubuhnya bersiap-siap untuk kembali tidur. Jonghyun percaya bahwa ancamannya kali ini tetap berhasil seperti biasa. Jika Gwiboon memiliki kartu truff Jonghyun untuk kejadian tadi malam, maka Jonghyun memiliki kartu truff Gwiboon untuk seluruh umur sang adik yang saat ini menginjak 23 tahun.

Umur yang lewat dari cukup untuk menikah dan memiliki keluarga, tentunya. Kekeraskepalaan Gwiboon yang mengatakan kepada orang tua mereka dia akan menikah jika sang kakak telah menemukan calon yang tepat untuk dirinya sendiri, pada saat itulah dia akan menikah. Alasan penghindaran yang jenius bukan? Bertingkah sebagai adik perempuan yang manis dan sangat menyayangi sang kakak dihadapan orangtua mereka, dan itu berakibat Ibu mereka selalu memaksa Jonghyun untuk menghadiri setiap pesta dansa, untuk mencari calon istri masa depannya. Juga selalu disalahkan karena memperlambat pernikahan sang adik yang seharusnya telah menikah diumur 20 tahun. Umur yang paling maksimal untuk seorang Lady menikah dikehidupan kelas atas di London.

“Lagipula, aku bosan selalu kalah darimu Gwi”

Bibirnya yang mengerucut karena mau tak mau menghendaki kemauan Jonghyun kini mengembang, tersenyum banggga.

“Kau mengingatkanku pada Jinki. Jinki yang tak terkalahkan, ck”

‘Jinki’ gumam Gwiboon dalam hati. Ia sudah lama tidak mendengar nama itu. Nama cinta pertamanya. Well, cinta monyet anak perempuan berumur 13 tahun kepada anak laki-laki sahabat kakak laki-lakinya. Itu sudah menjadi masa lalu.

Gwiboon mendengar bahwa sahabat kakaknya tersebut memilih masuk ke akademi militer daripada melanjutkan pendidikan di Eton atau Harrow, sekolah-sekolah ternama yang mana banyak anak-anak dari kaum bangsawan yang masuk kesana, seperti sang kakak. Jonghyun mendukung sahabatnya untuk memilih apa yang telah diputuskan sahabatnya itu, melihat keahlian Jinki yang tidak diragukan lagi. Atau mungkin lebih tepatnya bakat, karena secara alami Jinki mengungguli segala jenis olahraga, hanya dalam satu kali mencoba olahraga apapun itu. Tapi seperti yang dikabarkan, akademi militer merupakan sekolah yang terkenal keras dalam sistem pengajarannya, banyak anak laki-laki yang bahkan melarikan diri untuk keluar dari sekolah tersebut dan kembali ke keluarganya. Mungkin itu juga tergantung si anak laki-laki itu sendiri, jika dia telah terbiasa dengan hidup mewah yang disajikan oleh keluarganya yang berketurunan bangsawan, mungkin itu akan sulit. Dan menurut Jonghyun, Jinki pasti mampu menjalankannya. Baginya sekolah militer itu adalah tantangan yang harus dikalahkannya. Yah itulah Jinki, dan benar saja setelah hampir sepuluh tahun ini, Jonghyun tidak pernah mendengar kabar Jinki, bahkan bagaimana bentuk rupanya yang saat ini pun mungkin saja Jonghyun tidak akan dapat mengenalinya.

Kediaman Earl of Winchester

Dulceton square 15

London, England

 

“My Lord, sebuah surat tiba. Apa anda ingin membacanya sekarang atau—

“Tidak, aku ingin membacanya sekarang” Jinki memotong perkataan kepala pelayannya. Satu harian ini ia telah menunggu tibanya surat itu. Surat dari kantor kepolisian Scontland Yard, surat yang sebelumnya telah diberitaukan padanya bahwa akan ada seseorang yang mengantarkan surat misi padanya, ya misi. Jinki bekerja sebagai agen rahasia pada divisi perang. Divisi yang menangani mata-mata negara atau penjahat-penjahat kelas kakap yang dapat menjadi ancaman berbahaya bagi London juga warganya. Dan kali ini misi yang Jinki terima, berbeda dari sebelumnya. Dia harus meringkus seorang warga imigran yang berasal dari Prancis, yang diduga seorang mata-mata yang berhasil mendapatkan sebuah dokumen rahasia yang sangat ditutupi kerahasiaannya oleh pemerintahan Inggris, karena jika sampai tersebar bukan saja membahayakan Inggris, tapi juga membahayakan dunia. Apabila informasi ini tersebar, dapat diduga perang dunia ketiga akan segera dimulai. Dan mata-mata yang diperintahkan oleh divisinya untuk segera diringkus adalah seorang wanita. Mata-mata profesional yang licik, bengis dan juga sangat berbahaya. Memiliki begitu banyak nama, karena setiap tempat yang akan dia singgahi dia akan mengganti namanya dari satu nama ke nama yang lain atau dari satu identitas ke identitas yang lain. Dan sekarang, menurut Scotland yard wanita mata-mata ini mengganti namanya menjadi Lady Gabriella da Vitta.

Lord Winchester,

Seekor binatang yang luar biasa buas akan segera menunjukkan taringnya. Bersiagalah. Aku yakin perangkap yang telah kita siapkan ini akan mengkungkung seluruh tubuhnya, dari kepala hingga ujung ekornya. Mohon gunakan kelima inderamu yang telah terlatih.

Scontland yard

Isi surat misi tersebut mengisyaratkan bahwa tugasnya telah dimulai. Tugasnya kali ini untuk menemukan ‘binatang buas’ tersebut. Sejauh penyelidikan beberapa anak buah yang diturunkannya untuk mengendus keberadaan sang binatang buas menyatakan bahwa ketiga anak buahnya yakin bahwa mereka telah menemukan tempat pertemuan sang wanita licik imigran buronan pemerintahan Inggris itu. Dia bersekutu dengan aliansi yang menyebut diri mereka pembangkang pemerintahan Ratu Elizabeth, pembangkang yang tidak ingin Inggris dikepalai oleh seorang wanita. Aliansi ini mengembangkan sayapnya hingga ke Prancis, dan disanalah mereka merekrut mata-mata yang piawai dan telah terlatih. Salah satu yang paling berbahaya adalah wanita yang disebutkan dalam suratnya sebagai binatang buas yang juga mampu mengecoh kepolisian Prancis hingga beberapa tahun terakhir keberadaannya bahkan tidak dapat diketahui, dan berkat kerja keras yang dikerahkan oleh Scotland yard (yang sebelumnya telah mengajukan diri untuk membantu pemerintahan Prancis karena mendengar pengakuan dari negara asal Bonaparte itu bahwa wanita tersebut dapat sangat membahayakan seluruh Benua Eropa jika mereka belum menemukan keberadaannya) akhirnya keberadaan Lady Gabriella da Vitta diketahui; yang mana telah menjadi warga Inggris sejak satu setengah tahun silam dengan memalsukan identitasnya dengan begitu mahirnya.

Berita pertemuan rahasia yang diduga Lord Winchester, atau yang lebih dikenal dengan Jinki panggilan akrabnya ini bahwa Lady Gabriella akan mengantarkan dokumen penting hasil curiannya dari pemerintahan Inggris untuk diberikan kepada aliansinya yang saat ini telah mendarat ke London.

Pertemuan ini bertempat disebuah istal kuda milik Lord Darlington, istal kuda yang mana juga menyediakan sarana latihan berkuda, dan juga sebuah rekreasi kecil yaitu tur singkat untuk dapat berkeliling menikmati keindahan lahan luas yang dimiliki istal tersebut untuk melepaskan kuda-kudanya agar dapat berkeliaran dengan bebas sebelum digembala masuk kekandangnya.

Istal ini berjarak cukup jauh dari ibukota, tapi tidak begitu jauh dari kota asal Jinki, yaitu Hampshire. Jinki tidak berencana untuk memakai kediaman Lee yang berada disana dalam rencananya mengunjungi Hampshire yang sekaligus juga dalam rangka untuk meringkus buronan. Jinki hanya ingin tidak melibatkan apapun yang beratasnamakan Lee nama belakangnya maupun Winchester gelar yang diwariskannya dari almarhum sang ayah, itu terlalu berbahaya menurutnya.

Keberangkatannya menuju Hampshire akan segera dilakukan pada petang ini, setelah Jinki membalas surat misinya dan memberitaukan keberangkatannya.

“Jjong kau akan pergi bersama Gwiboon ke Hampshire untuk menghadiri pesta dansa yang diselenggarakan oleh Duke dan Duchess Brockway” Ibu mereka mengumumkan perihal undangan yang baru saja diterimanya pagi ini sebelum waktu sarapan dimulai.

“Oh no Mom. Bisakah kali ini aku absen untuk menjadi pendamping Gwiboon?” Jonghyun melebih-lebihkan ekspresi keletihannya agar sang Ibu mengubah keputusannya.

“Kau akan menjadi pendamping Gwiboon, tapi saat disana kaulah yang harus menemukan seseorang yang tepat untuk menjadi pengantinmu” ujar sang Ibu sambil tetap memotong daging kalkunnya dan setelah itu memakannya dengan sangat anggun.

Gwiboon yang juga ikut sarapan, terkikik mendengar ucapan sang Ibu yang sangat dapat ditebaknya. Tentu saja Ibunya masih bersikeras untuk menyuruh kakaknya itu segera menemukan calon pasangannya, jika tidak itu juga berarti Gwiboon belum waktunya menikah.

“Gwiboon jaga sikapmu. Jangan sampai aku mendengar Duchess Brockway memberitaukan tentang etikamu yang sangat tidak ke-Lady-an dipestanya nanti”

Dalam seketika Gwiboon berhenti terkikik dan kembali menjadi Lady anggun yang sedang menikmati sarapannya.

Ke Hampshire tanpa sang Ayah dan Ibu, itu pertanda bahwa waktu-waktu menembak, bermain anggar dan berkudanya yang menyenangkan berada didepan mata, Gwiboon mengulas senyum bahagianya saat selesai menikmati sarapannya, kemudian meneguk air putih dan menyapu sisa air yang menempel dibibirnya dengan saputangan yang ada diatas meja makan.

Jinki memutuskan memilih sebuah penginapan untuk tempatnya bermalam bersama ketiga rekan kerjanya, penginapan yang berjarak dekat dengan istal yang menjadi target tempat sasarannya berada hari ini untuk melakukan pertemuan rahasia.

Pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit Jinki bersama ketiga rekannya, menyisir seluruh lahan istal milik Lord Darlington tersebut, mengenali arena bertempurnya merupakan salah satu ajaran paling berharga yang didapatnya di akademik militer. Lord Darlington sendiri tidak diberitaukan oleh Jinki, jika lahan istalnya akan dijadikan tempat pertemuan penting oleh buronan berbahaya di Eropa. Itu akan menjadi serangan balik baginya jika nantinya Lord Darlington bersikap waspada setelah tau kabar yang mungkin terdengar buruk bagi sipemilik istal, Jinki tidak ingin itu terjadi. Jadi perlunya penyisiran ini, juga sekaligus untuk mendapatnya beberapa titik tempat yang diduga Jinki akan terjadi pertemuan rahasia tersebut; pertama yaitu tempat latihan berkuda; kedua, peternakan kuda dan ketiga disebuah tempat peristirahatan yang disediakan si pemilik istal kepada pengunjungnya yang telah melakukan tur singkat dan latihan berkuda. Dugaan pertama dan kedua, sudah pasti akan dihapus dari daftar oleh Jinki, karena tempat tersebut tidak hanya terlalu ramai tapi juga terlalu terbuka untuk menjadi tempat pertemuan rahasia, yang menurut Jinki aliansi tersebut telah merencanakan segalanya dengan matang agar kerahasiaan pertemuan ini tetap terjaga. Setelah ditelusuri dan menanyakan kepada beberapa pelayan dirumah peristirahatan tersebut, rumah peristirahatan tersebut memiliki beberapa ruangan yang dapat dipakai untuk melakukan pertemuan-pertemuan oleh bangsawan-bangsawan yang sebelumnya pernah mengunjungi istal ini. Dan seorang pelayan mengatakan bahwa ada seseorang yang sebelumnya telah memesan sebuah ruangan yang akan digunakan untuk sebuah pertemuan pada hari ini. Dan benar dugaan Jinki itu pasti dipesan oleh salah satu anggota aliansi pembangkang Ratu Elizabeth untuk digunakan dalam rangka pertemuan untuk penyerahan dokumen rahasia milik pemerintahan Inggris.

Jika ini berhasil bukan hanya dokumen rahasia tersebut yang dapat diselamatkan, tapi sang binatang buas sekaligus dengan aliansinya pun dapat diseret ke penjara.

20 Juli 1826

Kediaman Duchess of Brockway

Hampshire, England.

 

“Selamat datang dikediaman Brockway yang berada di Hampshire ini, sayang” Duchess menyambut hangat Gwiboon dengan pelukan, sembari mengatakan “Nikmatilah hari-hari disini seperti masa kecilmu dulu sayang, kau merindukan Hampshire aku yakin”

“Tentu saja, Duchess” jawab Gwiboon dengan santun dan riang.

“Kediamanmu lebih indah dari terakhir kali aku kemari beberapa tahun lalu,” sapa Jonghyun kepada wanita paruh baya didepannya, sambil tersenyum manis dan mengecup permukaan jemari sang Duchess.

“Oh Jonghyun” balas wanita tuan rumah tersebut dengan damba.

“Itu benar, seindah pemiliknya benarkan Gwi?” Gwiboon mengangguk sekali sebagai jawabannya.

“Kau semakin tampan dan selalu mahir memperdaya wanita tua ini. Andai aku memiliki seorang anak perempuan, aku pasti akan memaksa Ibumu untuk menikahkanmu dengannya, tapi sayangnya aku memiliki tiga anak yang mana semuanya laki-laki”

“Kalau begitu aku akan menunggu cucu perempuanmu, Duchess”

“Jangan bilang kau telah bertemu dengan Jessica?” diantara ketiga anak laki-lakinya, putra sulung sang Duchess telah menikah dan dianugrahi seorang anak perempuan.

“Jessica?” Jonghyun sebenarnya tidak pernah bertemu bahkan tau tentang mengenai cucu sang Duchess, tapi bukanlah seorang Jonghyun namanya jika tidak dapat mengatasi hal seperti ini.

“Oh tidak tidak, aku hanya pernah melihatnya dipertunjukkan musik bersama Ayah dan Ibunya, dia sangat cantik aku tidak sabar ingin melihatnya tumbuh dewasa dan menjadi cantik sepertimu Duchess”

Gwiboon ingin sekali memutar bola matanya saat ini jika saja dia tidak mengingat apa yang dikatakan Ibunya saat sarapan tadi pagi; menjaga etika ke-Lady-annya.

“Beristirahatlah Gwiboon, Jonghyun aku tau kalian pasti kelelahan setelah perjalanan menuju kemari”

Seperti yang diberitaukan pelayan, bahwa pada waktu ini akan berkumpul sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa pria disebuah ruangan dirumah peristirahatan. Dan benar, beberapa orang laki-laki yang diperkirakan Jinki dan rekan-rekannya adalah orang yang dimaksudkan oleh Scotland yard telah datang. Kebanyakan dari mereka memiliki postur tubuh tinggi dan besar dan juga sangat ke-Prancis-prancisan; karena hampir semuanya serupa yaitu berambut terang dan bermata biru. Dan setelah Jinki mendekat untuk mengambil dengar apa yang mereka bicarakan, sambil menunggu terkumpulnya anggota lainnya mungkin saja, Jinki mengenal bahasa yang mereka gunakan, dan itu adalah bahasa Prancis.

Rumah peristirahatan ini memiliki ruangan besar ditengahnya yang terdiri dari beberapa bagian, dan salah satu sisi dimana para laki-laki Prancis itu menunggu merupakan sebuah tempat yang menyediakan beberapa jenis minuman-minuman alkohol langka yang tentu saja disajikan bagi para setiap pengunjung yang datang. Ketika Jinki mencoba bersikap layaknya pengunjung yang ingin beristirahat setelah melakukan kegiatan di istal Darlington ini, yang mana semua ini adalah caranya untuk tetap mengawasi gerak-gerik beberapa laki-laki Prancis mencurigakan itu.

Beberapa saat berselang instingnya menangkap sebuah pergerakan mencurigakan dari seorang pengunjung wanita yang dapat Jinki lihat melalui jendela rumah peristirahatan, karena wanita tersebut sepertinya masih ragu untuk masuk atau tidak kedalam rumah peristirahatan melihat tingkahnya yang terlihat waspada dengan keadaan sekelilingnya. Wanita itu melangkah cepat tapi terkadang memalingkan kepalanya kebelakang, terkadang juga menunduk mencoba menyembunyikan wajahnya dibalik bonet yang berhiaskan bunga-bunga musim semi yang cerah disalah satu pinggirannya. Dan yang membuat kecurigaan Jinki semakin bertambah besar adalah warna rambut wanita itu sama seperti warna rambut para laki-laki Prancis ini, Jinki dapat melihat beberapa helainya dibalik bonet wanita tersebut yang terjuntai keluar mungkin karena langkah kakinya yang cepat seperti berlari itu.

Dengan sigap Jinki mengisyarakatkan kepada ketiga rekannya untuk tetap mengawasi didalam ruangan, sementara dia ingin mengejar seorang wanita yang menurut dugaannya adalah Lady Gabriella.

Jinki mengikuti wanita itu dari belakang, mencoba tidak terlalu dekat dengan wanita didepannya agar tidak terlalu kentara bahwa dirinya sedang mencoba menunggu waktu yang tepat untuk menangkap sang wanita itu. Wanita itu sepertinya memiliki urusan lain yang harus dilakukannya sebelum kembali kerumah peristirahatan untuk bertemu dengan komplotan-komplotannya, menurut Jinki.

‘Apa mungkin dia ingin mengambil dokumen penting yang akan diserahkannya terlebih dahulu’ pikir Jinki.

Wanita itu berhenti didekat sebuah pohon, dan lalu melepaskan tali yang mengikat sebuah kuda pada pohon disebelahnya. Dan kemudian memperbaiki letak pelana kuda tersebut sebelum naik. Tapi sebelum wanita itu sempat naik keatas kuda, Jinki menarik tangan wanita itu memaksanya untuk membatalkan niatnya berkuda, melihat tingkah Jinki itu membuat sang wanita yang diduga adalah buronan itu berontak berusaha melapaskan cengkraman tangan Jinki lalu kemudian lari masuk kedalam hutan kecil yang sebenarnya hanya terdiri dari rerumputan tinggi dan pohon-pohon pinus yang sudah tua dilahan gembala milik istal ini. Dan dengan sikap wanita itu yang seperti itu semakin membuat Jinki yakin bahwa wanita tersebut adalah buronannya, Lady Gabriella.

“Siapa kau? Apa yang kau lakukan padaku?” tanya wanita itu ketika sadarkan diri dari pingsannya, dan terkejut melihat dirinya yang diikat disebuah kursi.

“Kau tidak melihatnya, aku menangkapmu Lady Gabriella da Vitta”

“Apa?”

“Tenang saja kau akan dikembalikan ke negaramu dan disanalah kau akan menerima pengadilanmu”

“Apa maksudmu?”

“Aku masih bertanya-tanya dimana kau menyembunyikan dokumen penting itu”

“Maafkan aku, tapi aku pastikan aku bukanlah seseorang yang kau maksud, jadi tolong lepaskan aku” tegas wanita itu menatap tajam pria dihadapannya.

“Kau tidak bisa mengecohku Miss”

“Aku bukan Lady Gabriella da Vitta, kau dapat memastikan sendiri dengan menemui pendampingku”

“Sayangnya, aku tidak melihat satu orang pun bersamamu tadi, Miss. Apa yang kau maksud pendampingmu itu adalah para komplotan Prancismu yang sedang menunggu kedatanganmu dirumah peristirahatan”

“Oh god, brother!” baru kali ini dia menyesal tidak memberitau Jonghyun kemana dia pergi, dan baru kali ini juga dia menyesal kenapa tidak menghargai sang kakak sebagai pendampingnya. Gwiboon hampir menitikkan airmata mengingat kecerobohannya saat ini. Bagaimana jika tidak ada seorangpun yang mampu membuktikan bahwa dia bukan buronan negara yang dimaksudkan pria didepannya ini. Apakah saat ini Jonghyun merasa kehilangan tidak melihat keberadaannya dikediaman Brockway sekarang?

“Apa menurutmu semua wanita berambut pirang sepertiku kau anggap sebagai warga Prancis?”

“Tapi warna matamu biru”

“Apa hanya aku seorang wanita Inggris yang memiliki rambut pirang dan berwarna mata biru?”

“Tidak”

“Kalau begitu kau sudah salah Tuan”

“Kau lari saat aku coba untuk menghentikanmu berkuda”

“Akal sehat Tuanku. Jika saja kau menghentikanku dengan menyapaku layaknya seorang gentleman menyapa seorang wanita tentu saja aku tidak akan lari. Tapi ini kau mencengkramku, demi Tuhan!”

“Gelagatmu seperti pencuri yang ketakutan akan diketahui kejahatannya”

“Aku..”

“Kali ini aku ingin mendengar penjelasanmu”

Mungkinkah jika dia mengatakan kalau dia bertujuan untuk menemui sang paman dan menggunakan arena tembak pribadi sang paman seperti dulu ketika dia masih tinggal di Hampshire? Bagaimana jika laki-laki didepannya ini semakin menganggapnya sebagai sang wanita buronan asal Prancis itu. Wanita dan pistol itu terdengar sangat buronan bukan? Gwiboon menatap kedua mata didepannya yang menatapnya intens memberinya sebuah tekanan berat agar mulutnya segera membeberkan segala informasi yang mampu meyakinkan pemilik mata coklat terang itu bahwa Gwiboon benar-benar bukanlah wanita imigran gelap itu. Semakin lama Gwiboon memandangi kedua bola mata itu, Gwiboon mendapati sebuah perasaan aneh perasaan yang menurutnya tidak pernah dirasakannya selama beberapa tahun ini. Kedua bola mata itu begitu memikat seakan menyihirnya untuk terus menatapnya atau karena kedua bola mata itu mengingatkannya akan seseorang? Tapi pria didepannya ini bukanlah salah satu pria London yang pernah ditemuinya dipesta dansa manapun, karena terbukti pria ini juga tidak mengenalinya. Tapi wanita mana yang tidak menyadari bahwa lelaki dihadapannya ini merupakan lelaki tampan yang menawan, begitu pula Gwiboon. Alam bawah pikirannya dengan gamblang mengakui bahwa lelaki ini merupakan lelaki yang pasti akan dikejar oleh para Ibu disetiap pesta dansa untuk dijadikan calon suami anak perempuannya. Dari cara berpakaiannya, Gwiboon dapat menebak bahwa pakaian-pakaian tersebut yaitu pakaian-pakaian pria mahal yang khusus telah dijahit oleh penjahit ternama. Melihat berpakaiannya seperti melihat Jonghyun sang kakak yang berpakaian. Tidak hanya tampan, menurut Gwiboon pria ini juga memiliki status sosial yang hampir setara dengan sorang bangsawan.

“Apa kau dapat menemukan jawabanmu dengan menatapi pakaianku, Miss?”

“Aku melarikan diri,”

“Berarti kau mengakui dirimu adalah Lady Gabriella”

“Kau memotong jawabanku sebelum aku selesai mengatakannya”

“Aku melarikan diri, tidak lebih tepatnya pergi tanpa ijin dari kediaman teman ibuku yang akan melaksanakan pesta disini”

“Dan tujuanmu melarikan diri kesini?”

“Berkuda tentu saja”

“Seorang Lady berkuda. Mencoba mengecohku lagi?”

“Tidak! Aku mengatakan yang sesungguhnya. Jika perkataanku masih membuatmu ragu, kau dapat menemui kakak laki-lakiku yang aku rasa pasti sekarang sedang khawatir karena tidak menemukanku dimanapun dikediaman Brockway”

“Aku rasa kelihaianmu berbohong juga sudah sangat terlatih,”

Suara ketokan pintu menghentikan interogasi singkat mereka, Jinki mengeluarkan saputangannya lalu membalutnya dan mengikatnya diantara bibir Gwiboon, agar Gwiboon tidak dapat berteriak  atau melakukan apapun yang dapat membuat pelayan-pelayan disini membantunya lolos.

Jinki berjalan mendekati pintu kamarnya untuk menemui seorang pelayan yang memberikannya sebuah lembaran kertas yang hanya dilipat menjadi dua lipatan. Setelah membacanya,  Jinki kembali ke kedalam menemui sang Lady.

“Aku akan menguncimu disini Lady Gabriella, jadi jangan harap kau dapat melarikan diri dari sini. Aku juga akan mengirim rekanku untuk mengawasimu dipintu masuk” menutup pintu kamarnya serta menguncinya seperti yang dikatakannya.

“Oh tidak tidak tidak! Jangan tinggalkan aku! Aku bukan Lady buronan siapapun namanya itu!” berontak Gwiboon yang teriakannya hanya teredanm dalam balutan saputangan yang terikat dibibirnya.

Jinki tidak akan mengurangi kecurigaannya. Inderanya tidak mungkin salah kali ini. Lady itu mungkin bisa mengecoh kepolisian Prancis tapi tidak dengannya kali ini. Lord Winchester, Lee Jinki adalah seorang yang memiliki insting tajam layaknya predator, dan dia sangat mempercayai instingnya tersebut, insting yang telah beberapa tahun ini selalu menjadi acuannya dalam menangkap penjahat-penjahat kelas kakap. Terbukti sudah semua instingnya itu benar dengan level pangkat tertinggi didivisi perang yang dipercayakan padanya sekarang, Komandan Pertahanan Depan Negara, Lee Jinki. Ya itulah pangkatnya saat ini. Kerahasiaan identitasnya juga sama halnya dengan kerahasiaan dokumen Negara yang dicuri oleh wanita imigran gelap itu. Masyarakat London hanya mengenalnya sebagai Lord Winchester, yang mewarisi gelar sang Ayah, yaitu Earl. Dan juga bekerja mengurus estat yang diwariskan bersama gelar sang Ayah padanya.

Walaupun instingnya kali ini juga berfungsi dengan baik, tapi didasar hatinya terbesit sedikit keraguan melihat wanita yang dikurungnya dikamarnya disebuah penginapan itu bukanlah wanita yang dicarinya.

Wanita itu seperti seseorang yang pernah dikenalnya, rambut pirangnya yang bergelombang yang digulung masuk sehingga muat didalam bonetnya, serta warna mata jernih juga bening serupa air itu, terasa tidak asing baginya. Apakah dia telah melewatkan sesuatu?

Jinki menyingkirkan perasaan ragunya, dan pergi untuk kembali kerumah peristirahatan karena salah satu rekannya telah mengirimnya pesan.

“Apa yang terjadi?” rekannya memberi pesan untuk menemuinya disebuah ruangan yang tepat bersebelahan dengan ruangan yang telah dipesan oleh aliansi tersebut untuk melakukan pertemuan.

“Sepertinya ada yang telah membocorkan tentang keberadaan kita, Komandan Lee. Beberapa laki-laki Prancis yang kita lihat sebelumnya telah pergi dan seseorang membatalkan secara mendadak pemesanan ruangan pertemuan yang semula akan dipakai oleh mereka untuk bertransaksi itu”

Shit!

“Kita juga tidak bisa menangkap mereka tanpa surat penangkapan dan bukti yang kuat yang menyatakan mereka adalah kelompok pemberontak sang Ratu” tambah rekannya seorang lagi yang berdiri dekat dengan jendela, sambil sesekali memantau keadaan diluar jendela mencari jejak beberapa lelaki Prancis.

“Aku rasa salah satu dari mereka ada yang melihatmu ketika meringkus Lady Gabriella, Komandan”

“Kalau begitu tidak ada cara lain aku akan membuat wanita itu membuka mulutnya untuk mengatakan kapan mereka akan melakukan transaksi selanjutnya”

“Makanlah” Jinki meletakkan makan malam diatas meja kayu kecil yang diantar oleh seorang pelayan kekamarnya.

Dia juga membuka ikatan mulut pada Gwiboon, dan menatap bibirnya yang sedikit lebih bervolume dan kemerahan akibat ikatan tadi. Sekilas Jinki membayangkan untuk menyentuh bibir itu menyapukan ujung ibu jarinya disana, membuat Jinki penasaran seperti apa rasanya. Niatnya yang berada dalam bayangannya terhenti saat wanita dihadapannya menanggapi ucapannya.

“Terima kasih tapi aku tidak lapar”

“Kau akan makan, kalau tidak aku akan menyumpal tenggorokanmu dengan paksa Miss”

“Bukankah kau telah menangkapku dengan paksa, jadi aku tidak keberatan untuk paksaan lainnya” tantang Gwiboon.

“Bisakah kau berhenti menjadi sangat keras kepala?”

“Bisakah kau berhenti menjadi pria buta yang menangkap orang yang salah?”

“Apa kau tidak tau berapa banyak orang yang akan terluka nantinya jika kau tetap berniat melakukan pengkhianatanmu?”

“Apa kau juga menjadi tuli Tuanku, sudah aku katakan aku bukanlah Lady Gabriella” sergah Gwiboon lelah.

“Aku masih membutuhkanmu untuk memberitauku kapan pertemuan selanjutnya, dan aku tidak ingin kau mati akibat kelaparan sebelum mengatakannya padaku”

Entah sudah kali keberapa, Jinki pun tidak sadar; setiap kali wanita didepannya ini berbicara matanya hanya terfokus pada satu titik, yaitu…. bibir Gwiboon. Wanita itu mengecap bibirnya mempertahankan kelembaban bibirnya setiap kali dia selesai mengucapkan satu kalimat balasan pada Jinki, dan setiap kali Gwiboon melakukannya setiap itu juga keinginan Jinki untuk menyentuh bibir itu semakin besar.

Ini tidak boleh terjadi’ batinnya.

“Aku akan keluar, dan saat aku kembali aku ingin melihat makanan-makanan itu telah habis”

Saat Jinki keluar dari kamarnya, dan memilih menunggu diluar pintu kamarnya Jinki kembali mengingat apa yang telah dia lakukan; membayangkan menyentuh bibir sang wanita buronan. Apa yang telah merasukinya, dia tidak pernah mengalami ketertarikan terhadap wanita manapun seperti tadi, apalagi pada seseorang yang menjadi ancaman bagi negaranya. Tapi wanita itu mengingatkannya akan seseorang, seseorang yang menjadi cinta pertamanya dulu. Seorang gadis yang merupakan adik dari sahabat karibnya dulu, Kim Jonghyun. Wanita itu memiliki warna rambut dan warna mata yang serupa seperti Gwiboon.

Jika perkataanku masih membuatmu ragu, kau dapat menemui kakak laki-lakiku yang aku rasa pasti sekarang sedang khawatir karena tidak menemukanku dimanapun dikediaman Brockway

Jinki kembali teringat apa yang dikatakan wanita itu sebelumnya. “Kakak laki-laki, dia juga memiliki kakak laki-laki, apa ini terlalu kebetulan?”

“Bisa saja dia berbohong. Memiliki kakak laki-laki tapi tidak mendampinginya? Tidak masuk akal”

“Aku melarikan diri, tidak lebih tepatnya pergi tanpa ijin dari kediaman teman ibuku yang akan melaksanakan pesta disini”

“… dikediaman Brockway”

Jinki teringat James, kepala pelayannya memberikan sebuah undangan pesta dansa padanya sebelum keberangkatannya ke Hampshire, kalau tidak salah undangan tersebut dari… Duke dan Duchess Brockway. Saat itu Jinki tidak terlalu fokus dengan undangan tersebut karena pikirannya telah teralihkan oleh misi yang diberikan Scotland Yard padanya. Jinki berencana memastikan benar tidaknya undangan tersebut berasal dari Duke dan Duchess Brockway, dengan mengirimkan pesan kepada James.

Sekembalinya kekamar, Jinki mendapati makanan-makanan yang disediakannya untuk wanita tersebut masih dalam keadaan sama, tidak tersentuh.

“Bukankah aku telah mengatakannya padamu, saat aku kembali aku ingin melihat—

“Kau ingin aku makan dengan tangan terikat dan hanya menggunakan mulutku, maaf Tuanku aku bukan anjing” potong Gwiboon dengan sinis.

“Aku akan meminta pelayan membawakan makan malam baru yang masih hangat, juga membuka ikatanmu agar kau dapat makan menggunakan tanganmu,” ujar Jinki melembut sambil berjalan dibelakang tubuh Gwiboon yang terikat untuk membuka ikatannya.

“Terima kasih, tapi aku tetap tidak lapar” ucap Gwiboon cepat. Harga dirinya sebagai wanita merasa diabaikan, dengan diikat selama satu harian ini. Apalagi saat tau lelaki yang menculiknya ini, menginginkannya untuk menghabiskan makan malam tanpa melepaskan ikatan dikedua tangannya.

“Baiklah, aku akan menyumpal makanan-makanan itu ketenggorokanmu” balas Jinki ditelinganya tiba-tiba. Gwiboon yakin laki-laki dibelakangnya tidak akan berani melakukan apapun padanya, bukankah dia seorang pengabdi negara yang tau tata krama kepada tahanannya, yang walaupun sebenarnya dia bukanlah wanita yang dimaksud.

Gwiboon tersentak kaget saat sesuatu yang hangat menyentuh kulit lehernya, dan jari-jari itu juga menyusuri tenggorokannya. Dia tidak dapat bergerak, tangan-tangan itu hanya menyentuh lehernya tapi bayangannya yang berlebihan menganggap kalau tangan-tangan tersebut akan mencengkram lehernya dan mencekiknya. Dia sendiri tidak bisa menafsirkan perasaannya saat ini, tubuhnya bergetar tapi apakah itu bergetar karena ketakutan atau karena mulai menikmati sentuhan laki-laki dibelakangnya.

“Tapi untuk itu, kau harus membayarku dengan sebuah… ciuman”

Mata Gwiboon terbelalak menatap laki-laki yang kini telah berada dihadapannya dan tangannya kini telah menyusuri lekuk bibirnya. Dengan perlahan Jinki mendekatkan tubuh mereka, dan menyentuh bibirnya dengan bibir Gwiboon. Gwiboon tetap tidak dapat bergerak, tapi Jinki dapat mendengar suara halus napas terkejutnya, dan karena suara halus yang Gwiboon keluarkan itu Jinki memperdalam ciuman mereka. Menyusuri tekstur halus milik bibir Gwiboon dengan lidahnya, itu terasa manis juga asin dan terasa seperti seorang wanita, benar-benar seorang wanita. Karena terlalu meluap-luap dapat meraup bibir Gwiboon, Jinki awalnya tidak menyadari kalau bahkan Gwiboon tidak membalas ciumannya. Tapi setelah yakin bahwa Gwiboon telah terdekap erat dilengannya, Jinki merasa marah, marah karena hanya dia seorang yang memiliki perasaan menginginkan seperti ini pada Gwiboon, dan dia ingin Gwiboon juga merasakan perasaan tersiksa sepertinya. Tersiksa karena menginginkannya.

“Balas ciumanku” geram Jinki disela ciuman mereka.

“Aku tau kau juga menginginkannya. Aku dapat melihatnya dimatamu” sambung Jinki cepat.

Untuk beberapa saat Gwiboon tidak melakukan apa-apa, tapi tak lama kemudian tangannya merambat naik kepunggung Jinki dan mempererat tubuhnya ditubuh Jinki sehingga tubuh mereka melekat hebat. Dan Gwiboon membuka mulutnya memberi tanda pada Jinki untuk memperdalam ciuman mereka, dan itu hampir membuat Jinki gila dan….. meledak. Kehangatan tubuh Gwiboon ditubuhnya, sentuhan Gwiboon dipunggungnya dia merasa seperti… hidup.

“Oh Tuhan, Gabriella” Jinki bergumam saat jeda sedetik ketika tautan bibir mereka terlepas dan Jinki kembali menggapai bibir Gwiboon untuknya. Saat mendengar bukan namanya ynag disebut, Gwiboon membatu. Dan selanjutnya berusaha melepaskan dekapan maupun bibir Jinki darinya. Tapi Jinki menolaknya “Belum saatnya” Jinki merintih.

Gwiboon tetap berusaha sekuat tenaganya untuk melepaskan diri, merasa ini semua salah. Salah karena Jinki menciumnya bukan sebagai Gwiboon, tapi Gabriella sang wanita mata-mata.

Jinki merasa tidak rela untuk melepaskan Gwiboon, dia menginginkan kejadian ini untuk lebih lama lagi. Tapi akal sehatnya perlahan kembali dan pikirannya mulai bergumul dengan kenyataan bahwa dirinya telah mencium seorang wanita yang berencana mengkhianati negaranya.

“Lebih baik aku keluar” Jinki mengumumkan. Dan Gwiboon mengangguk kecil tanpa berani menatap mata Jinki.

Setelah Jinki keluar, bahunya terjatuh lemas sambil mengatakan “Oh, my God” raut terkejut masih berbekas diwajah Gwiboon.

Dan malam itu Jinki tidak kembali kekamarnya, dia bermalam dikamar salah satu rekan kerjanya. Juga menugaskan rekannya yang lain untuk mengawasi didepan pintu kamarnya. Mereka membutuhkan jarak untuk saat ini, itu yang Jinki pikirkan.

Keesokan paginya, Jinki menerima surat balasan dari James yang hafal betul keperluan sang majikan yang ingin mendapat jawaban segera darinya. James mengatakan, benar bahwa yang mengundangnya adalah Duke dan Duchess Brockway, James juga mengirimkan padanya undangan yang asli kepada Jinki agar Jinki dapat melihatnya sendiri. Undangan itu menyatakan bahwa akan diselenggarakannya sebuah pesta dansa yang jatuh, yaitu dimalam pada hari ini.

Sebuah ide terlintas dipikirannya. Tidak ada salahnya menyapa serta berkunjung untuk memberikan salam kepada sang Tuan dan Nyonya rumah terlebih dahulu sebelum pesta dansa dimulai, bukan? Dia ingin memastikan sesuatu yang mengganjal pikirannya semalaman.

Jonghyun yang baru menyadari keberadaan adiknya yang tidak diketahui sejak kemarin sore membuatnya sedikit panik. Sedikit? Ya, karena kemungkinan besar adiknya itu bermalam dikediaman sang paman, Lord Darlington. Apalagi membayangkan sang adik yang berkuda sampai lupa waktu, itu semakin membuat kepanikannya hampir hilang.

Jonghyun memutuskan untuk bersiap dan pergi mengunjungi paman Darlington, tidak sopan baginya belum menyapa sang paman sedangkan sang adik perempuannya telah menyapa beliau terlebih dahulu. Ditambah saat membayangi sang paman melihat Gwiboon mengunjungi beliau tanpa didampingi olehnya, sudah dipastikan ini akan menjadi kunjungan yang tidak mudah. Jonghyun mengingatkan dirinya untuk membawa kembali sang adik ke kediaman Brockway, karena pesta dansa akan diselenggarakan malam ini. Dan bagaimana dia harus menjelaskan pada Duchess Brockway jika dia tidak menemukan sang adik dipesta dansa dibagian manapun diaula kediaman Brockway.

Ketika Jonghyun menunggu kereta kudanya untuk datang menjemputnya diruang depan, Jonghyun mendengar seorang pelayan mengumumkan kedatangan seorang laki-laki bernama Lord Winchester. Dan nama itu terdengar tidak asing ditelinganya. Duchess keluar menyambut tamu tersebut, kemudian disambut laki-laki itu dengan mengecup tangan sang Duchess dengan sopan.

“Oh Jinki, aku tidak menyangka kau akan datang berkunjung” ungkap sang Duchess gembira.

“Aku merasa bersalah karena tidak hadir dipesta-pesta dansa yang kau selenggarakan sebelumnya, Duchess. Dan bentuk kunjunganku kali ini juga sebagai permintaan maaf dariku, aku mohon kerendahhatianmu”

“Aku tau kau seorang pekerja keras, sehingga waktumu lebih banyak kau pakai untuk mengurus estatmu yang suamiku katakan bahwa kau mengembangkannya menjadi sangat besar”

“Pekerja keras atau kau bermaksud mengatakan bahwa aku adalah seorang penggila kerja, My Duchess”

Sang Duchess mengibaskan tangannya didepan Jinki “Omong kosong, setiap laki-laki memang penggila kerja bukankah begitu? Jadi aku tidak mengatakan ini hanya padamu, anakku”

“Kau sangat perhatian, Nyonya” ujar Jinki dengan sepenuh hati.

“Ikutlah denganku, aku rasa suamiku juga ingin bertemu denganmu, Jinki”

Jinki mengikuti sang Duchess untuk menemui suaminya,

Sang Duchess berhenti saat melihat Jonghyun, “Jonghyun, kau akan pergi keluar?”

“Yah seperti kelihatannya, M’am. Aku akan mengunjugi paman Darlington”

“Sampaikan salamku pada Lord Darlington, aku harap dia dapat hadir nanti malam”

Jonghyun mengangguk sopan sebagai jawabannya “Dan Jonghyun perkenalkan ini Lord Winchester, aku rasa kalian belum bertemu sebelumnya”

“Jonghyun! Kau kah itu sobat?”

“Oh Tuhan, Jinki! Aku kira aku salah mengenali orang, dan ternyata itu benar kau”

Keduanya berpelukan hangat, sudah berapa tahun berlalu sejak perjumpaan mereka dulu sebelum Jinki meninggalkan Hampshire untuk melanjutkan ke akademi militer.

“Kalian telah saling mengenal?”

“Yes M’am, Jinki juga memiliki kediaman di Hampshire, dan kami adalah sahabat sejak kecil, begitulah” ungkap Jonghyun sambil merangkul bahu sahabatnya itu.

“Aku rasa, suamiku dapat menunggu untuk bertemu denganmu Jinki, dan aku juga akan meninggalkan kalian untuk reuni kecil ini”

“Terima kasih, M’am” seru Jinki senang.

“Jadi, apa kabarmu sobat?” Jonghyun membuka percakapan mereka.

“Tidak pernah semenyenangkan ini” aku Jinki.

“Aku merindukan masa kecil kita. Apa yang kau lakukan sekarang?”

“Masa dimana aku selalu memenangkan permainan yang kita lakukan” Jonghyun meninju kecil lengan atas sahabatnya, karena selalu saja membanggakan kemenangannya yang memang kenyataan sebenarnya adalah benar. Sambil tertawa Jinki melanjutkan “Jika kau mendengarkan apa yang Duchess katakan, aku mengurus estat-estat warisan ayahku di London”

“Di London? Dan kau tidak memberitauku selama ini kalau kau juga berada di London”

Kediaman Winchester memang berada di London, dan juga estat-estat sang ayah, tapi pekerjaan sebenarnya yang Jinki lakukan adalah sebagai Agen rahasia yang juga dipercayai menjabat sebagai Komandan Pertahanan Depan Negara di divisi perang, yang mengharuskannya untuk tidak selalu berada di London, seperti saat ini. Dia juga tidak seperti para bangsawan kebanyakan yang bersosialisasi dengan warga kelas atas London, menghadiri berbagai undangan pesta dansa atau mencari wanita untuk dijadikan calon istri.

“Jika begitu aku rasa untuk kedepannya aku akan sering menemuimu di London, Jonghyun. Apa aku mengganggu keberangkatanmu yang ingin pergi kesuatu tempat?”

“Astaga, kau membuatku teralihkan Jinki. Aku akan menjemput Gwiboon di istal paman Darlington, sekaligus mengunjungi beliau”

“Apa Gwiboon juga ikut bersamamu? Dan aku baru mendengar kalau Lord Darlington adalah pamanmu”

“Gwiboon menghilang Jinki, dan tentu saja adik perempuanku itu pergi ke istal paman kami untuk berkuda, aku harus menjemputnya sebelum pesta dansa dimulai. Kau tau Duchess Brockway adalah teman ibuku, aku tidak ingin bertanggung jawab jika Duchess mengatakan pada ibu kami bahwa Gwiboon tidak kembali dari istal dan aku sebagai kakak laki-lakinya juga tidak turut mendampinginya kesana.” ungkap Jonghyun ngeri.

“Paman Darlington sepupu jauh ayahku. Awalnya dia tinggal di London tapi kemudian memilih pindah ke Hampshire dan membuka istal kuda beberapa tahun lalu karena kecintaannya akan kuda. Yah begitulah” sambung Jonghyun.

“Menghilang? Maksudmu Gwiboon pergi ke istal Lord Darlington tanpa sepengetahuanmu?” tubuh Jinki mulai kaku saat menanyakan hal itu pada Jonghyun.

“Aku rasa begitu, kata seorang pelayan dia hanya melihat Gwiboon dikediaman ini sampai sekitar pukul 4 siang, dan seterusnya dia dan pelayan yang lain tidak melihatnya lagi”

‘Itu waktu yang hampir sama saat aku meringkus Lady Gabriella’ batin Jinki.

“Apa kau baik-baik saja?” sambil menepuk bahu Jinki, yang seperti sedang memikirkan hal lain.

Jinki tersadar, kemudian menarik napas “Tentu saja. Kalau begitu aku tidak akan menghalangimu untuk pergi” tukas Jinki.

“Aku rasa pesta dansa nanti malam tidak seburuk yang aku bayangkan berkat kau sobat!” sebagai salam perpisahan Jonghyun pada sahabatnya pagi ini.

Setelah Jonghyun pergi, Jinki meminta izin kepada sang Duchess untuk mohon diri dengan mengarang  suatu alasan penting sebagai bentuk mohon dirinya yang mendadak. Kemudian segera memerintahkan kusirnya untuk memacu kereta kudanya kembali ke penginapan secepat mungkin. Kebenaran ini menumbangkan kecongkakannya yang terlalu menjunjung tinggi insting yang sangat dibanggakan olehnya. Dan itu roboh bersamaan dengan tumbuhnya sebuah perasaan lama kepada adik perempuan sahabatnya itu, perasaan yang disimpannya kepada Gwiboon, sang cinta pertamanya, yang selain tumbuh kembali kini perasaan itu menjadi semakin bertambah besar.

Ketika kembali kekamarnya, Jinki mendapati Gwiboon sedang terlelap diranjang tidurnya. Mengeluarkan suara lembut yang menenangkan. Melihat lelapnya Gwiboon tertidur, hampir membuat Jinki membatalkan niatnya untuk melepaskan Gwiboon dan mengembalikannya ke istal Lord Darlington atau pun ke kediaman Brockway.

Jinki menyapu rambut depan pirang Gwiboon kebelakang, Gwiboon menggerai rambutnya saat tertidur. Pemandangan rambut pirang panjang Gwiboon yang tersebar dikasurnya, menyadarkan Jinki bahwa wanita yang tengah tertidur ini sebenarnya adalah Kim Gwiboon yang telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang…. mempesona. Warna kulitnya yang bak batu pualam, bulu matanya yang panjang  dan bentuk tubuhnya yang ramping semampai, menggejolakkan isi perut Jinki. Bagaimana dia tidak begitu perhatiannya, bahwa Gwiboon sebenarnya bukanlah Lady Gabriella. Mata biru itu mata yang dipuja Jinki saat Jonghyun memperkenalkan sang adik kepadanya untuk pertama kalinya beberapa tahun silam, sejak saat itu Jinki telah terpikat bahkan tersihir oleh indahnya kedua matanya itu, seindah pemiliknya, Gwiboon.

Sayup-sayup Gwiboon mendengar seseorang memanggil namanya, nama sebenarnya. Dan ketika kedua matanya terbuka, “Apa kau sudah bangun? Aku akan menyuruh kusirku untuk mengantarkanmu pulang” Jinki memberitaukan.

Gwiboon hanya membuka mulutnya lalu menutupnya kembali, membatalkan niatnya untuk mengatakan sesuatu.

“Kau ingin kembali ke istal kuda Darlington atau ke kediaman Brockway?”

“Benarkah ini?” tanya Gwiboon hampir menangis.

Jinki mengangguk kecil, “Apa kau ingin mandi terlebih dahulu? Aku akan memanggil seorang pelayan wanita untuk membantumu” tanya Jinki lembut.

“Aku tidak apa apa, tapi…”

Gwiboon merasa ini aneh, dia juga merasa tiba-tiba tidak ingin kembali kemana pun dan tetap disini dikamar ini, dan dia pun merasa dirinya juga aneh. Gwiboon bertanya-tanya apakah alasan lelaki didepannya ini memutuskan untuk mengembalikannya sekarang, karena peristiwa tidak terduga tadi malam? Apakah lelaki ini, merasa bersalah karena telah mencium wanita mata-mata yang membahayakan warga dan negaranya. Apakah karena itu? Gwiboon tidak mengerti.

Seperti dapat membaca pikiran Gwiboon, Jinki mengungkapkan alasannya “Rekanku mendapat laporan bahwa ada seorang wanita yang pernah menjadi salah satu pelayan Lady Gabriella mengatakan kalau dia melihat seseorang yang mirip mantan majikannya itu berada disekitar sini” Jinki berbohong, Lady Gabriella dan aliansi pemberontaknya sama sekali tidak meninggalkan jejak bahwa mereka masih berkeliaran atau pun menyusun rencana pertemuan lagi setelah bocornya pertemuan rahasia mereka kemarin petang.

“Dan bolehkah aku mengetahui nama belakang keluargamu?”

Ragu-ragu Gwiboon menjawab “Kim…” walau sebenarnya Jinki telah tau jawabannya.

“Bergegaslah, aku rasa kau tidak ingin kakak laki-lakimu lebih mengkhawatirkanmu, bukan?”

“Oh God, brother!”

“Lebih baik aku menyuruh kusirku untuk mengantarmu ke istal Darlington, karena  seseorang memberitaukanku kakakmu berada disana”

Gwiboon mengangguk kecil, dan segera mengikuti Jinki untuk menemukan sebuah kereta kuda yang telah menunggunya dihalaman penginapan tempat dimana mereka berada.

“Jonghyun!” pekik Gwiboon berusaha terlihat terkejut melihat kakaknya yang sedang berjalan masuk menuju ke kandang kuda dimana biasanya siapapun dapat menemukan sang paman sedang mengurusi kuda-kudanya disana.

Jonghyun berhenti melangkah dan berbalik mendapati adiknya yang berlari kearahnya.

“Jika aku tidak menjemputmu langsung kemari, aku yakin kau tidak akan berniat untuk kembali kekediaman Brockway” kata Jonghyun sambil berkacak pinggang.

Gwiboon duga, dia akan melihat ekspresi sang kakak yang mengharu biru setelah bertemu dengan adik perempuannya yang hampir selama 24 jam menghilang tidak diketahui kemana perginya, tapi ini sang kakak malah terlihat sama sekali tidak sekhawatir yang dirinya duga.

“Baiklah baiklah, ayo kita kembali ke kediaman Brockway. Aku ingin bersiap-siap untuk pesta dansa nanti malam” balas Gwiboon berpura-pura mengalah.

“Kalau begitu aku akan menemui paman Darlington dulu, setelahnya kita a—“

“Tidak! Itu tidak perlu Jjong, aku telah mengatakan pada paman kalau kau akan menemuinya setelah mendapatkan seorang wanita yang akan kau jadikan istri nanti” bohong Gwiboon. Dia saja belum sempat bertemu dengan sang paman karena seseorang telah menculiknya dan menuduhnya sebagai mata-mata negara. Semua ini untuk menyembunyikan kenyataan hilangnya keberadaan dirinya beberapa jam terakhir.

Sebelum sempat Jonghyun melakukan apapun padanya, Gwiboon berlari menghindari sang kakak yang berseru “Apa?! Oh adikku yang baik hati aku ingin sekali mencubitmu saat ini!”

“Jjong aku penasaran, apa Duchess tidak mencariku saat aku tidak berada disini?” bisik Gwiboon pada sang kakak yang menggandeng tangannya masuk ke aula pesta dansa Brockway.

“Tidak, aku rasa Duchess terlalu sibuk mempersiapkan pesta dansa ini sehingga tamu-tamunya yang tidak kelihatan berkeliaran dikediamannya pun tidak diketahui olehnya”

Aula pesta dansa semakin meramai dengan para tamu undangan yang hadir, para debutan pun terlihat hadir didampingi oleh ibu mereka masing-masing. Gwiboon dapat melihat kerisihan kakaknya yang berulang kali disapa oleh para ibu yang mencari calon suami untuk anak perempuannya. Gwiboon akui, walaupun Jonghyun seperti kata sang kakak sendiri adalah seorang peminum alkohol penikmat minuman yang hebat, tapi sang kakak juga memiliki ketenarannya sebagai salah satu calon suami yang sangat diidamkan oleh seluruh ibu yang memiliki anak perempuan di London. Jonghyun adalah calon pewaris gelar ayah mereka, Viscount of Hummington. Dan wanita yang akan dinikahinya akan menjadi calon Viscountess nantinya. Atas alasan tersebutlah, begitu banyak para ibum yang menginginkan sang kakak untuk menjadikannya seorang menantu.

Gwiboon tau kakaknya tidak pernah mendekati wanita secara langsung dipesta dansa manapun, tapi dibalik itu semua sang kakak memiliki kehidupan pribadinya. Walaupun sebagai adik, Gwiboon tidak akan mengatakan jika sang kakak adalah laki-laki yang baik yang dapat diandalkan jika dijadikan menantu, tidak. Karena Gwiboon tau, kakaknya juga memiliki pasangan kencan yang jika Gwiboon sebutkan akan menjadi daftar nama wanita/janda terpanjang yang pernah kakaknya itu kencani diLondon.

Tapi disaat yang sama Gwiboon juga mengagumi sang kakak yang walaupun dapat dikatakan sebagai pria yang suka berganti teman kencan ini, juga sangat bertanggung jawab atas pekerjaannya sebagai pengusaha properti. Dia juga laki-laki menyenangkan yang dapat mencuri hati wanita dari kalangan manapun dengan kata-kata manisnya. Yang hingga sekarang Gwiboon juga belum terbiasa mendengar sang kakak bertingkah seperti itu.

“Gwiboon, malam ini ada seseorang yang akan aku pertemukan denganmu” seru Jonghyun bersemangat setelah para ibu yang meminta Jonghyun untuk berdansa dengan anak-anak gadisnya, meninggalkan mereka.

“Apa aku mengenalnya?” komentar Gwiboon.

“Tentu saja!” jawab sang kakak antusias.

“Earl of Winchester tiba” sebuah suara mengumumkan kedatangan tamu yang hadir malam ini.

“Dia diberkati, aku baru saja membicarakannya dan ternyata dia baru saja tiba”

“Yang kau maksud Earl of Winchester itu?” timpal Gwiboon sambil berjinjit berusaha mencuri lihat siapa sebenarnya Earl of Winchester yang kakaknya katakan, tapi keramaian tidak memungkinkan Gwiboon untuk mendapat penglihatan yang pas kearah gerbang masuk aula.

“Jjong aku tidak mengingat pernah diperkenalkan dengan Earl of Winchester olehmu”

“Come on sis, aku yakin kau akan mengenalnya” Jonghyun menarik tangan Gwiboon untuk melingkar dilengannya dan menuntunnya kearah gerbang masuk dimana Earl of Winchester berada.

“Senang melihatmu lagi, Earl of Winchester” sapa Jonghyun pada Jinki.

“Aku juga, dan aku tidak ingin kau memanggilku dengan gelarku, sahabatku. Itu terdengar aneh ditelingaku jika kau yang mengatakannya”

“Aku juga merasa itu aneh” tukas Jonghyun sambil terkikik kecil “Dan Gwiboon, aku yakin kau masih mengingat Jinki sahabat waktu kecilku. Dan sekarang dia adalah Earl of Winchester, kau ingat dia kan sis?” Jonghyun berbalik kehadap adiknya, yang mematung tiba-tiba. Jonghyun merasa adiknya bersikap aneh dalam sekejap, tapi perhatiannya teralihkan saat seorang ibu menagih janji Jonghyun yang mengatakan akan mengajak anak gadisnya untuk berdansa.

“Jinki, bisakah kau menemani Gwiboon selagi aku turun ke lantai dansa?” pinta Jonghyun.

“Jonghyun, bisakah aku ikut turun ke lantai dansa ditemani dengan adik perempuanmu yang cantik ini?”

“Tidak!” pekik Gwiboon.

“Tentu saja, Sobat. Aku pikir Gwiboon akan kesepian jika tidak ada yang mengajaknya berdansa” jawab Jonghyun, seperti tidak mendengar penolakan dari sang adik.

“Lelaki mana yang akan melewatkan kesempatan untuk berdansa denganku, brother” sergah Gwiboon yang kesal pada sang kakak yang telah menuntun seorang gadis debutan kelantai dansa.

“Kalau begitu aku juga tidak akan melewatkan malam ini jika belum berdansa denganmu, Miss” ujar Jinki sambil mengulurkan tangannya untuk disambut oleh Gwiboon.

Dengan enggan Gwiboon menerima uluran tangan Jinki dan membiarkan lelaki itu menuntunnya kelantai dansa. Tangan Jinki menggapai pinggang Gwiboon dan dengan sengaja membenturkan tubuh Gwiboon ke tubuhnya agar dapat melekat satu sama lain. Meletakkan tangan kiri Gwiboon dibahunya juga menggenggam tangan Gwiboon yang tertutupi sarung tangan satin kegenggaman tangannya. Gwiboon dapat merasakan deru napas Jinki ditelinganya, dan Jinki juga dapat merasakan deru napas Gwiboon dilehernya.

Semua ini mengingatkan Gwiboon akan peristiwa malam ‘itu’. Kedekatan ini, aroma musk ini, sentuhan ini dan deru napas ini tidak akan pernah terlupakan dari ingatannya. Tapi keintiman ini tidak dapat mengalahkan percikan amarah Gwiboon, yang telah menyala saat sang kakak mempertemukan mereka tadi.

“Kau mempermainkanku Lord Winchester” desis Gwiboon menahan rasa marahnya.

“Gwiboon aku tidak mengenalimu awalnya, sungguh” sergah Jinki.

“Kau luar biasa hebat, Komandan”

“Gwiboon aku mohon. Aku ingin meminta maaf secara langsung padamu malam ini”

“Meminta maaf untuk apa? Untuk salah menganggapku sebagai mata-mata dan mengurungku atau untuk mencium adik perempuan sahabatmu?”

“Untuk segala hal yang kulakukan padamu kemarin, Gwiboon”

“Dan itu berarti kau meminta maaf karena telah menciumku?”

“Ya, jika kau sudi memaafkanku”

Ketika itu juga Gwiboon sengaja menginjak kaki Jinki dan membuat Jinki mengerang kesakitan. Gwiboon tidak percaya Jinki meminta maaf atas ciuman yang mereka lakukan, apa saat itu Jinki berpikir untuk sekedar bersenang-senang dengan wanita mata-mata yang sebentar lagi akan dipulangkan kenegaranya, tanpa perlu melibatkan perasaannya lebih jauh. Hanya untuk kesenangan semata. Kata-kata itu melunturkan emosinya menjadi airmata, dia tidak percaya bahwa perasaannya pada Jinki akan menjadi sebesar ini sejak malam itu.

Gwiboon teringat sikap kekanak-kanakannya dulu yang sengaja mencuri peralatan menembak Jonghyun, dengan alasan agar sang kakak mengajaknya untuk ikut menonton adu tembak kecil mereka. Karena Gwiboon saat itu ingin sekali selalu berada didekat sahabat sang kakak yang disukainya.

Sejak Jinki pergi untuk melanjutkan pendidikannya ke akademi militer, Gwiboon berusaha menghindari perasaannya pada Jinki, dan menganggapnya sebagai cinta masa kecil yang indah, tapi sekarang setelah bertemu lagi dengannya, setelah kejadian malam itu, Gwiboon menyadari bahwa perasaannya terhadap Jinki telah tumbuh menjadi lebih dari kata suka, Gwiboon mencintainya, mencintai Jinki sang cinta pertamanya, yang juga sahabat kakaknya.

“Gwiboon kau baik-baik saja?” tanya Jinki khawatir melihat Gwiboon yang menundukkan kepalanya sejak menginjak kakinya.

Jinki mendengar isakan halus Gwiboon dibalik kepalanya yang menunduk.

“Kau menangis? Oh Gwiboo—“

Sebelum sempat Jinki kembali meminta maaf padanya, Gwiboon melepaskan tubuhnya dari Jinki dan pergi meninggalkan lantai dansa dengan secepat mungkin, tidak ingin siapapun tamu yang hadir melihatnya berurai airmata.

Jinki mengikuti Gwiboon yang menuju ketaman yang berada dibelakang aula pesta dansa, berjalan secepat mungkin untuk menyusul Gwiboon.

“Gwiboon tunggu!”

Jinki menarik tangan Gwiboon dan membuatnya berhenti melangkah.

“Lord Winchester aku mohon lepaskan aku” desis Gwiboon disela airmatanya yang jatuh tak terbendung.

“Tidak, tidak sampai kau memberitauku apa yang membuatmu menangis” ucap Jinki lembut. Membawa Gwiboon untuk berdiri berhadapan dengannya. Gwiboon tetap menundukkan kepalanya tidak ingin menatap mata Jinki didepannya.

“Gwiboon aku mohon” suara serak parau Jinki yang terdengar mengkhawatirkannya membuat Gwiboon semakin menitikkan airmatanya.

“Aku tidak dapat mengungkapkan perasaanku jika kau masih menangis seperti ini, sayangku” akunya gelisah.

Gwiboon berkedip, “Maksudmu?” tanya Gwiboon pelan hampir seperti bisikan.

“Dengarkan aku Gwiboon, sejak pertama kali Jonghyun mengenalkanmu padaku aku telah terpikat olehmu, hingga tadi pagi saat aku mengetahui kebenaran bahwa kau bukan Lady Gabriella sang mata-mata melainkan Kim Gwiboon, membuatku tersadar bahwa sesungguhnya… aku mencintaimu Gwiboon. Dan ciuman malam itu, bagiku itu bukanlah kesalahan atau sekedar kesenangan semata, itu benar-benar bentuk lain dari ungkapan perasaanku padamu. Kim Gwiboon bersediakah kau menjadi kekasihku? Aku mohon”

Gwiboon lagi-lagi tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Laki-laki dihadapannya ini mampu membuat perutnya melilit dan membuat hatinya bergetar senang diwaktu yang bersamaan. Beberapa detik lalu Jinki membuat Gwiboon sangat membencinya, membencinya karena telah mempermainkan perasaannya tapi sedetik kemudian Jinki telah membuatnya semakin jatuh hati kepadanya.

‘Oh Tuhan apakah ini bukan mimpi?’

“Jinki, aku membencimu… aku membencimu karena membuatku merasakan hal yang sama padamu”

“Oh Tuhan, Gwiboonku. Aku akan membuatmu semakin membenciku jika aku melamarmu saat ini juga” ujar Jinki sambil mengecup keningnya dan kemudian menyapu airmata Gwiboon menggunakan saputangannya.

“Oh tidak Jinki, aku berkilah dari ayah dan ibu kalau aku akan menikah setelah Jonghyun juga menikah” aku Gwiboon sambil tersenyum jahil.

“Baru kali ini aku mendengar adik perempuan menunggu sang kakak laki-laki menikah terlebih dahulu darinya” Jinki berkomentar sambil mendekatkan wajahnya pada Gwiboon “Tapi aku tidak masalah dibuat menunggu olehmu” dan menutup jarak diantara mereka dengan bibirnya yang meraup bibir Gwiboon, mengulumnya lembut.

14 Agustus 1826

Kediaman Viscount of Hummington

 

“Aku tidak percaya kau akan menikah lebih dulu dariku, adikku” ujar Jonghyun berpura-pura sedih.

“Brother, aku tau kau berpura-pura. Kau pasti senang bukan kepalang mendengar berita ini bukan?” komentar Gwiboon yang melihat sang kakak yang kini telah tersenyum jahil menatapnya.

“Tentu saja, itu berarti ibu akan berhenti menyuruhku untuk hadir ke pesta-pesta dansa dan mencari calon istri yang tepat. Aku mencintaimu adikku” kata Jonghyun dengan mengedipkan matanya pada sang adik.

Jinki melamarnya tadi malam, dan seorang pelayan dikediamannya mengetahuinya, kemudian melaporkan hal itu pada ibu. Dan hari ini, Jinki akan berkunjung secara resmi untuk melamar Gwiboon dihadapan kedua orang tuanya, Gwiboon tau ibunya memang bukan wanita yang sabaran.

“Tapi aku ingin tau, kenapa kau tidak mengatakan padanya kalau pemilik istal Darlington adalah paman kita saat Jinki salah mendugamu sebagai mata-mata dan menangkapmu? Aku yakin, dia akan menyelidikinya dengan bertanya langsung pada paman Darlington, dan kau akan lebih cepat dilepaskan olehnya”

Gwiboon telah menceritakan semua kejadian salah paham itu pada Jonghyun, dan kakaknya itu tertawa terpingkal-pingkal saat mendengarkan ceritanya. Dan dari situlah Jonghyun menyadari bahwa kelemahan sang sahabat yang tak terkalahkan itu adalah adiknya sendiri, Kim Gwiboon. Jonghyun merasa bagaikan mendapatkan hadiah nobel atas kepintarannya itu.

“Jjong apa kau lupa, selain berkuda aku juga selalu meminjam arena menembak pribadi milik paman Darlington setiap kali aku kesana. Bagaimana mungkin aku mengatakan pada Jinki yang saat itu menganggapku sebagai mata-mata berbahaya yang licik dan bengis, kalau aku berada di istal paman dengan alasan untuk berlatih menembak? Mungkin saat aku mengatakan itu aku akan segera dikirim ke Prancis dan tidak berada disini bersamamu” jawab Gwiboon yang kini ikut duduk disebelah sang kakak, diruang duduk.

“Jangan katakan padaku jika Jinki belum mengetahui hobimu yang satu itu?”

Gwiboon menganggukkan kepalanya.

“Dan kau berniat untuk tidak akan memberitau Jinki juga sis?”

“Memberitau aku apa?” sahut Jinki yang baru tiba, dan berdiri dipintu masuk ruang duduk.

“Bukan ap—“ balas Gwiboon cepat tapi langsung dipotong oleh sang kakak.

“Aku ingin sekali menyaksikan kalian berdua beradu tembak, dan mengetahui siapa yang akan menjadi pemenangnya. Bagaimana kalau kita bertaruh, adikku dan calon iparku?” ujar Jonghyun santai.

Jinki menatap kedua Kim bersaudara itu dengan bingung.

“Brother!” pekik Gwiboon tidak percaya dengan apa yang sang kakak katakan dihadapan calon suaminya. Takut melihat bagaimana melihat ekspresi Jinki, Gwiboon menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Saat Jinki tau, kalau Gwiboon menyenangi olahraga berkuda dan anggar, Jinki hanya mengangguk kecil dan mengatakan dia tidak masalah dengan hal itu, dia juga mengatakan kalau dia akan selalu menemani Gwiboon jika ingin melakukan olahraga yang disukainya itu.

Tapi kenyataanya, Jinki benar memperbolehkannya berkuda jika Gwiboon dan Jinki menaiki satu ekor kuda secara bersamaan, apa kesenangan yang didapat jika seperti itu? Dan saat berlatih anggar, Jinki akan menjadi instrukturnya dan mengajarinya, tapi Gwiboon tidak perlu diajarkan kembali, dia hanya butuh teman sparing, hanya itu. Dan Jinki berkata, dia akan menjadi teman sparingnya jika Gwiboon telah mengingat semua aturan dalam bermain anggar.

“Jika aku selalu kalah dari kalian berdua, maka aku ingin menyaksikan langsung dua orang yang selalu mengalahkanku ini untuk beradu. Dan tentu saja aku akan bertaruh untuk adikku tercinta ini” karena Jonghyun yakin, Jinki tidak akan menang melawan Gwiboon yang mana merupakan kelemahan sahabatnya itu sendiri.

“Apakah yang ada dipikiranku ini sama dengan yang Jonghyun maksud, sayangku?” tanya Jinki pada Gwiboon.

“Itu benar sobat” sahut Jonghyun tanpa disuruh.

Sepertinya sebuah senapan sederhana bukan ide yang buruk untuk menyumpal mulut sang kakak agar membuatnya tetap diam, pikir Gwiboon.

End

76 responses to “BSFC – HELLO

  1. kyaaaaaaaaaaaaaaa, suka suka suka. aku suka banget ma ceritanya
    kereeeeeeeenn banget. aku jarang2 suka ma cerita yang model2 gini. author daebak!!!!!!!!!!!!!!!
    hahahaha, kelemahan jinki emang cuma gwe

    lanjut berkarya thor. aku tunggu karya selanjutnya 😀

  2. ini keren .. tapi menurut aku yah *gw berulah lagi* cerita nya berat aku kurang ngerti emang cerita kek gini nih lemot emang otak gw iyee~ ? /plaak

  3. Latarx kerajaan ya….kren

    Ffx daebak…crtax bgus….aku sempat mikir juga klo gwe yg jd mata2x…trnyata salah
    hehehe…

  4. 4 jempol deh buat author yg buat ff ini
    #angkat 2 jempol tangan ama 2 jempol kaki

    suka banget ama ff ini
    walaupun ini panjang tp gk ngebosanin

    karna ff ini gk hanya datar aja di berombak(?)
    maksud.a gk semua.a hanya masalah aja ada lucunya, ada juga sweetnya.

    Parah bener si jjong gk kawin”
    kyak.a dia lg nunggu kak ghea deh buat siap nikah ama dia
    #lirik istri tua jjong yg lg skripsi
    jgn timpuk sy yah kak ghea

  5. hiyaaaaahhhh xD
    Keren sekaliiiiiii!!!! Aq suka bgt nonton kisah2 historical romance, dan pas baca ini kayak lg nonton film xD
    Kereeeen !!!
    Tpi aq sdikit bingung sma yg ngbahas kerjaan jinki itu, haha, *otak q bukan level tinggi hihi*
    mgkin klw dbikin flm ny aq bakalan ngerti, kkkkkk xD
    keren bgt! *uda ngulang kata keren 3x*
    keren uyeahh

    *peluk author erat*
    author, aq mau kenalan!!! XD

  6. Ahaha maen nyosor aja lu yam,gak tahan ya ma bibir kucing(?), iri krna lu cuma punya pelatuk.eh
    *abaikan*

    Berlatar sherlock,, woooaaaaaaa jarang” ada ff gni,apa emang aku nya aja yang g tau..

    WOW ini KEREN bgt thor,, walaupun emang aku gak terlalu ngerti dan asing sama nama & jalan cerita yg berlatar sherlock(?)..
    Sumpah ini bagus bgt ff nya,,

  7. ceritanya keren, baca’y seru…alur’y bagus, bahasanya rapih…suka Jinki dan Gwe d sini. keliatan juga Author d sini pasti searching ttg kehidupan di masa itu. sukaa…

  8. Wua~ Daebak!!! keren sekali…
    thor dibuat novel sekalian, tu ceritanya daebak, bahasanya daebak, alurnya daebak, diksinya daebak, super duper daebak pokoknya…

    Thor, nmnya sapa? wpnya ap? saya mau daftar jadi readermu…
    Suka suka dan suka…
    Feel romance, sweet, greget, inti cerita,semuanya dapet…
    Hahaha~ saya jatuh cinta padamu dan ffmu thor :*

  9. Beri saya waktu sejenak Author-nim.
    Hfffh.
    Ini cerita yang panjang, tapi setimpal dengan ceritanya yang keren><
    tapi ada yang mau aku tekankan disini.
    Soal gaya penulisan. Author kalo nulis kayak gini:
    -“Kau gila” komentar Jinki santai.
    Nah, itu harusnya setelah kata 'gila' ditutup dengan tanda baca. Entah itu tanda titik, tanda koma, tanda tanya maupun tanda seru. Author sering nulis kayak gitu. Nggak ganggu sih sebenarnya, tapi yah, biar ceritanya perfect aja.
    Dan Author-nim juga nulis gini:
    -kekamar
    -diarena tembak
    -dilahan gembala
    -ditelinganya
    -didepan
    -yaitu dimalam pada hari ini.
    -dipesta-pesta
    Nah, kalo kata penghubung 'di' dengan 'ke' itu dipakai untuk menunjukkan tempat maka harus dipisah dengan kata dasar, jadi gini:
    di rumah.
    Dan:
    -begitu keras kepala teguh untuk mengalahkannya.(ini kalo dibaca kata 'teguh' itu berasa janggal, coba dihapus aja deh.)
    -mempercayai Jinki(kalau imbuhan 'me' ketemu huruf 'p' maka imbuhan itu jadi:'meme')
    -mengkoreksi(harusnya mengoreksi)
    -mengisyarakatkan(harusnya mengisyaratkan)
    -namanya ynag(harusnya yang)
    -sampai sekitar pukul 4 siang(harusnya 4 sore)
    -Jinki mengangguk kecil, “Apa kau ingin mandi terlebih dahulu?(harusnya karena sebelum dialog ada tanda koma maka huruf pertamanya harus huruf kecil)
    -Jinki mengungkapkan alasannya “Rekanku mendapat(harusnya karena dialog ada di dalam paragraf maka harus ditutup dengan tanda baca baru ada dialog)
    -para ibum(harusnya ibu)
    dan Author-nim kesalahan yang sering dilakukan adalah:
    -memberitaukan jika
    -memberitaukan
    -diberitaukan
    -kau tidak tau
    harusnya kan ada huruf 'h'.
    Tapi aku padamu Author-nim~~ gila, aku ikut ngerasain gimana antusiasnya Author pas nulis ini ff sampai yah, emang banyak kesalahan penulisan. Tetapi ini setimpal dengan ceritanya yang DAEBAK!!!! Love yaaaa~
    pas awalnya aku bingung, tapi pas mendekati pertengahan cerita, aku bahkan nggak liat kanan-kiri, ff-mu mengalihkan duniaku.
    Soal tema, luar biasa, diksi dan EyD udah bagus, cuma kembangin aja. Cerita ini udah pantas, pantas banget ada disini.
    Konflik, ide, penyelesaian, penokohan, pemilihan karakter, dua jempol buat Author!!
    Paling suka pas bagian Jinki nyium Gweboon. Aku dapet banget feelnya~
    cuma yang aku penasaran, gimana sama nasib Lady Gabriella?

  10. kekekeke^^

    keren.. suka sama ide certana yg beda.. krnacini patut di hargai.. kekk;) saa seperti di tarik sma film sherlock…

    oh.. si bang jinki salah sasaran..insting mu kuat itu karna rasa cinta pada gweboon…

    ck.. si JINKI dia ijinin gweboon berkuda.. asalkan dia ikut dengan satu ekor kuda…

    JJANG AUTHOR 🙂 🙂

  11. Sukasukasukaaaaa……
    Suka deh bca FF yg latarnya begini…
    menurutku, Kesan kuno + romantisnya dpet banget.

    Apadah itu, si jinki pede abis sma analisinya, gatunya mlah mleset jauh. Emg cma gwe yg bsa melumpuhkan jinki…

  12. Bener2 little bit comedy…
    Ada aja yg bikin aku senyam senyum bacanya…

    Dan authornya mahir menguasai plot/alur, latar belakang, penekohan, dll gak main2.. gak asal jeplak (?) sampai ke posternya jg ajaib… aku kira gwenya aneh (pas liat pertama kali) tp kalu di baca dr ceritanya.. nyambung jg ya.. muka gwe judes (walau cantik) mungkin krn dy tomboy sampe gak ada yg berani ngelamar dy sampe umurnya 23thn kekeke

    Disini JinBoon pasangan yg serasi… Jangan2 nanti Gwe ikut jejaknya Jinki jadi mata2 negara lagi lol

    Awesome lah pokoknya.. walau kejadiannya jaman bahela tp di bacanya gak bikin boring krn mungkin ada si ‘little bit comedy’ nya itu.. I like it (^_^)b

  13. serasa baca novel…..bagus ceritanyaaa!! kyaaaaaaa bahasa,alurnya,kata2nya kyk novel beneran! asliiii!!!! aku suka aku sukaaaa.. apalgi kisah historical romance begini…latarnya jg bagus..di london,kota favoritku xD
    author daebak!!!!

  14. yeah~~~~

    historical… *joged sherlcok….
    kekekekekeke

    entah kenapa doyan banget sama certia yang kea gene. berat dan butuh konsentrasi tingkat dewa… disitulah letak karismatiknya… XD…

    karakter Jonghyun yang paling menarik… XD.. ya aloh bang gue suka gaya elu.,. please nikahin gue ja.. lady vienasoma dari negara antah berantakan….

    Jinki.. ohh~~~ master, kadang insting itu mengecewakan *pengalaman. lebih baik pake hati dan menunggu dah.. percaya insting sama aja pecayakan duit dipegang sama ortu.. serba salah~~~~ *gak nyambung..

    Gweboon.. ==”… lady yang macho… kea gue banget.. *ngaca…

    cerita mantab.. berat dan berimajinasi kuat…. susah banget ya aloh nulis genre yang beginian… butuh otak yang memiliki kapasitas ratusan giga… ==”

    pkkx… baru ini yg menarik perhatian…
    cerita historikalx gue banget…

    yoss!!! semangat~~~~~~~~~~`

    *terbangkelangit

    • nakkkkkkkk~~~~~~~ kenyang banget bca komenmu hohohoho /kecup basah sampe lusaaaa XDDD kenyang sekenyang nulis ff yg panjang ini~ setimpal banget! thank you so mucccccchhhhhhhhh muacccch XDDD

  15. ide ceritanya bagus n unik, penggambaran latar belakang suasana zaman dulu kerajaan inggris membawa reader dpt membayangkan crt dgn baik. tapi isi cerita digambarkan melalui narasi author yg bikin bosan dan terlalu panjang, menurutku lebih bagus kalau isi cerita itu dipaparkan dengan alur cerita melalui orang2 yang berada di dalamnya, melalui dialog2, atau melalui pemikiran2 pemain2 d dalam cerita. Keep writing!!Hwiting for next story!^^

  16. huaaaaaa ini ff favorit dah.
    sukaaaaaaa begete sm alyr cerita kya gini.
    ak emg penggemar cerita jenis ginian.hee
    daebak thor and fighting!!
    (9′-‘)9

  17. dari beberara fanfic yang aku baca ini menurutku yang paling greget..bukan berarti semuanx g bagus hanya aja ini yang paling favoritq..

    aku selalu suka karakter gwe yg jd princes2 gitu trus jinki jadi pangeranx gitu hehe..sayangx meski dsini sifat gwe yang sedikit kelakian?tapi tetap aja kebayng ama kecentilan gwe yg emnk sllu mlekat tiapq gambrin sosok gwe..

    ceritanya juga menarik dn bahasnx juga berat euy bkn q bacnx hrus pnuh konsentrasi

    buat author aku padamu dech

    semoga menang

  18. setujjong bgt ama komentator2 di atas…
    kyaaaaa..
    seruuu…
    dari posternya udah bayangin apa mereka ini bakalan main settingan di eropa…
    aaaawww… dan benar bgt…
    pas… poster ffnya sesuai bgt ama isi ceritnya…
    neomu joha…
    bener2 kocak… si perfect jinki bisa salah nangkep mangsa juga yahh….
    eeeeummm~~~~
    tapi kyknya yg diculik malah betah tuh ada di kediaman jinki… ecieeeee… #toel dagu Gwe
    O.o
    jinki bener2 mupeng ne.. liat bibir gwe…? hhahhhahahahahha.. ampe diliatin kaya begitu.. #awas ntr matanya copot bang.. ^^;;

    adegan kissingnya bener2 penuh perasaan…. bikin merinding… aku bacanya serasa liat lgsg adegannya..
    suka cara pendeskripsian tiap adegannya…
    authooorrrrr… brilian~~~ daebak..
    seru dan keren bgt ngebayangin gweboonie si putri bangsawan n jinki main adu senapan,,,

    ne~~~ ini emg berasa di eropa bgt…
    asiknya baca sambil minum teh ala putri eropa… #lebay 😀

  19. kece kece kece #ala iklan no drop
    Asal tauw aj ini tuh ff terakhir yg gw baca thor, ff paling beda dri ff yg laen,,
    Haa emang jinki tuh best couple ama gwe,,,
    Adoooh terpampang nyata thor *tebar lope lope
    Penutup yg sangat memuaskan,,ampir aj klo ff ny g kece gw telen nih hape #plakkk

    Ganbatte thor :*

  20. Waaa ff ny keren ceritanya ..
    Meskipun rada2 ga ngerti sma istilah2ny tu, ahhahhaa
    Busetdah itu jinki nya main cium aja ya, apa bbir gwe sebegitu menggoda nya kah? Smpe2 dia ga kontrol gtu, haha
    Lucu sma bhsanya, bagus, haha brsa lagi nonton film barbie2 gt dah, kkeke

  21. wooooooow kereeeeeeen!!
    baru pertama kalo baca ff jinboon kayak giniiii.
    jinkinya manly banget disini >.<
    tapi gadiceritain lagi lady gabriellanya ketangkep apa ga, kalo bisa diceritain lagiiii.
    wah aku punya ide, gimana kalo ternyata nanti lady gabriella nikah sama jonghyun? hahahaha

  22. asiiikk.. ceritanya..
    comment apalagi ya , daebak deh pokonya,, bisa si author kepikiran bikin crita kaya bgini.. wuuu,, kereeenn 🙂

  23. Aaaahhh…
    Sukkkaaaa…

    Meskipun awal cerita baca sedikit bingung, dan berasa baca buku ips atau buku sejarah kenegaraan..

    V tetep sukkaaa bgt..
    Dialognya kerrreeenn..

    Ntu yang ciumana.. Kirain mau langsung ke …..

    Ternyata ga..
    Kecewa sayah..*plak..!

    Tapi daebak banget …!!

    T.O.P B.G.T LAAAAHHH

  24. ane bingung
    alur nya naik turun #bagi ane

    dialog nya keren
    kalau bisa di kasi pov ya…biar ane kagak bingung ok?
    cara penulisan nya bagus tpi agak ribet #bagisaya

    hmmmm tpi ff nya keren kok tpi sedikit di perbaiki ya..
    bukan maksud menggurui tpi itu yang ingin saya sampaikan…
    mian…

  25. WOW! it’s. great, ini ff paling berani menurutku haha berani ngambil setting yang nggak berbau korea. istilah2 yang dipake juga cocok banget sama setting kerajaan gini. tapi menurutku bahasanya agak sedikit ada yang mengganjel. aku gatau kenapa cuma rada bingung aja di beberapa spot. but overall great! jinkinya sangat pengertian ahhh calon suami idaman haha semoga menang ya thor ^^

  26. wahh.. Puas banget baca ff ini,. Seruuu dh.. Apa lg bacanya sambil dengerin lagu sherlock yg di ulang2.,
    .
    Insting jinki salah, mangkanya bang laen kali tanya hati kecilmu *soktau*,
    ish.*bingung komen apa*. pokoknya suka dh sama ff ini.. \(´▽`)/

  27. Suka tapi berat inii, agak ngebosanin pas penjabaran cerita ttg Lady Gabriella itu.
    Tapii suka pas Jinki udah tau Kalo itu Gwe, ah coba ada NCnya pas dikamar itu pasti seru ahhahaa ^^)V
    Trus semangat ya, fighting!!

  28. ahhh suka banget banget banget sama cerita ini >\\<
    rasanya tiap bagian tuh bagian favoritku sampe gak bisa milih paling suka yang mana /mimisan/
    jonghyun tapi sedih juga sampe akhir cerita gak dapet istri ㅋㅋ

  29. Anyeong..!
    Reader baru mw nyempil..
    😉

    Hhmmm… Agk berat, awalny…
    Setting.anny beda ma yg lain.
    Tp mkin ksni mkin asik kug! Not badlaahh..
    #Sbnrny gk tw mw komen ap..

    Tp intiny : “Suka” thor ma ep.ep ny…
    d(^.^)b

    Trus-trus kbr Lady Gabriella da Vita #duh! lngkap bner!#, gmn?? Pnasarn jg nih..

  30. Suka,,suka,,,cuma ada sedikit kesalahan thor,,,ini pan awal abad ke 19, harusnya bukan PD 3 dong,,,kan PD 2 aja belom,,,but totally aku suka apalagi sama backgroundnya,,Inggris jaman dahulu kala,,,ngebayangin Gwe jadi Bolleyn Girl,,,kekeke,,

  31. dliiii maap baru komen kyaaaa manis banget pas kissu aduh plis jinki sotoy kamu bang ahahahaa ujungnya nikah ecieee ih jjong hilarious banget lol kalah mulu sama jinbon XD suka suka pas mereka dansa rasanya seerrrr ;_; kurang panjang *dtabok* hahaha choaaa~!

  32. panjang bngt…butuh wktu 1 jam buat baca ini…tp crtanya keren bngt…jd bngung mau koment ap…yg jelas kereeeeeeeennnnnn bngt

  33. suka banget sama ni ff,,
    ini ff kak deli kan,,aku selalu suka sama ff ff nya kak deli,,

    ini sumpah keren bangt kak,,pokok nya daebak deh ^^

  34. Pedes mataku…. Panjang….
    Tapi asyik banget bacanya…
    Idenya bagus banget. Penggambaran settingnya juga jelas.
    Aku bayangin Jinki dan Jonghyun pakek outfit abu2 coklat
    di MV Sherlock. Guanteng banget, kan…
    Feelnya juga dapet, bener2 gondok deh pas Jinki masih
    ngotot bahwa dia gak salah tangkep orang, tapi tetep juga
    ikut larut sama pesonanya…
    Mau deh ditangke Jinki… *plakk
    Keep writing ya…

  35. Hyaaaaaaayyyyy!
    Aku suka bgtttt. Ceritanya menarik bgt thor. Kerajaan inggris gttt
    Haha kan bener jinki salah ngenalin gwiboon sebagai lady gabriella
    Ahhh romantis bgttt
    Aku suka kalo gwiboon adalah kelemahan jinki wkwk
    Jjong cepet nikah juga jinboon aja mau nikah wkwk
    Sukaaaa<3

  36. Kerennn suka sama ff nya
    Jinki ngotot banget ya kli gwe penjahat yg akan ditangkapnya
    Tapi akhirnya dia tau klo dia salah tangkap orang hihi
    Ga nyangka ternyata jinki juga jatuh cinta pandangan pertama sama gweboon
    Pasangan ini emang bener2 iri huhu

  37. keren! unsur eropa nya kerasa bgt dh.
    ternyata si jinki sama hal nya kaya si gweboon yg suka satu sama lain dr kecil.
    dan semenjak itu mereka nggak ketamu lagi.
    pantes si jinki nggak tau bentuk wajah gweboon pas udh dewasa kaya mana trus nyangkanya dia tuh si lady pemberontak.
    mana jinki langsung nyatain perasaan sukanya trus ngelamar gweboon saat pas pesta dansa..
    jonghyun udh mau diduluin nikah ama jinki & gweboon. lah dia sendiri kapab mau nikahnya? XD *ditabok jonghyun*
    kan akhirnya jinki tau juga kalo hobby calon istrinya itu nyeremin semua 😀

Tinggalkan Balasan ke HETY SHAWOL Batalkan balasan